Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya akan memberikan contoh cerpen dari Muhammad Fudoli . Mari kita simak cerpen di bawah ini .
Sabir dan Sepeda
Hampir semua kawan seasrama pada memperoloknya . Atau paling tidak menertawakannya .
"Sabir sinting ! Gila! Hahaha"
"berlagak seperti Gandhi yang menenun pakaian nya sendiri !"
" Sehari selembar benang , lama lama segebuk kain"
" Sok berdikari"
" Atau barangkali mau jadi sufi ,Hahaha"
Ada juga kawan yang kurang begitu peduli dan tak ambil pusing .
" Kenapa harus ribut-ribut ? Biarkan sabir melakukan apa yang dikehendakinya . Ia merdeka . Dan selama kemerdekaannya tidak mengganggu orang lain ,ia boleh saja melakukannya "
Tapi ada yang sangat jelas membela Sabir , bahkan memujinya .
"Engkau betul Sabir .tak usah pedulikan mereka semua .anjing mengganggu kafilaf tetap berlalu , kan ?"
"Betul !" Kata yang lain . "Mentang-mentang karena anak-anak orang kaya .punya bromfit dan skuter . Tak usah gubris omongan mereka ."
" Ya ,engkau bersikap biasa aja dan sabar . Biarkan mereka mengoceh sesuka mereka dan lama-lama capek sendiri " .
Dan Sabir hanya diam atau tersenyum sedikit . Orang-orang begitu tidak perlu dilayani , pikirnya . Melanyani orang gila setidaknya berarti ikut-ikut gila . Dan itu yang dia tidak mau .
Yang menjadi pangkal olok-olokan kawanya adalah kelakuan Sabir . Ia anak orang tak berpunya . Ia ingin mempunyai sepeda . Karena ia tak mampu membelinya , baik yang baru maupun yang second , ia mengumpulkan bagian-bagian dari sepeda . Bagian sepeda itu di gantung di asrama kami . Bagian-bagian sepeda itu dikumpulkan hingga 2 tahun .
"Dalam Minggu ini semuanya akan sudah siap " kata Sabir kepadaku suatu malam sebelum tidur .
Suatu malam pada jam makan , Karno secara diam-diam memasuki kamar Sabir . Menurut amin bagian sepeda itu disembunyikan di bawah kasur di kamarnya . Sabir jengkel dan menantang Karno dan temannya untuk berkelahi satu lawan satu jika barang-barang yang disembunyikan Karno tidak segera dikembalikan .
" Kalau engkau berkepala batu ,kutantang kalian berkelahi !satu-satu! Kita sama-sama anak rantau ! Kita sama-sama jauh dari orang tua !" Teriak Sabir .
Dan betul ,hari itu sesudah makam malam tatkala Sabir kembali ke kamar kami, didapatinya bagian-bagian sepedanya hilang itu telah tergantung kembali di tempatnya semula .
Suatu pagi Sabir siap dengan alat-alat pinjaman dari kenalan baiknya . Dia mulai bekerja memasang bagian-bagian sepedanya . Teman nya memperoloknya lagi dan Sabir terus bekerja . Keringat membasahi tubuhnya . Hampir semua tubuhnya coreng-coreng dan kotor . Sore harinya sepeda rakitan itu telah jadi .
Empat hari kemudian tiba-tiba kulihat Sabir pulang dengan jalan kaki , tidak seperti biasa ia mengendarai sepedanya . Kulihat wajahnya nampak murung .
"Kenapa ?" Tanyaku
" Sial" katanya lemas "sepedaku......." Jawab Sabir .
"Hilang ?". Tanyaku lagi
Ia mengangguk sambil menghentakkan dirinya di tempat tidur . Ia sudah melaporkan kepada polisi , tetapi menurutnya hal itu tidak ada artinya . "Toh akan hanya tinggal laporan laporan saja di tangan mereka" .
Berita itu segera tersebar luas di kalangan asrama . Teman-teman nya yang bengal memperolok Sabir kembali . Sabir murung dan tidak keluar dari kamar asramanya .
Tapi besonya ia nampak seperti biasa lagi . Di depan kawan-kawan asrama , tatkala habis makan siang Sabir berkata ;
" Kawan-kawan", katanya terang tapi pasti . "Sepeda saya telah hilang. Ya hilang dicuri orang . Dan kalian semua pada menertawakan dan memperolok saja karena kehilangan itu ,sebagaiman tempo hari menertawakan dan memperolok saya waktu sepeda belum jadi . Tapi barangkali ada satu hal yang tidak dimengerti oleh kalian selama ini . Ialah bahwa saya tidak akan menyerah pada keadaan dan sekeliling , selama saya yakin bahwa saya benar . Kalian boleh tertawa asal tidak keterlaluan . Nanti kalian akan tahu bahwa semua itu , semua olokan itu , sama sekali tidak ada artinya dan malah terlalu kenes , apalagi bagi saya sendiri ".
Malam harinya di kamar tatkala akan tidur , Sabir bilang kepadaku ,
"Engkau pernah membaca dongen tentang Sisyphe ?"
"Ya" kataku
"Aku sama sekali tidak percaya akan hal-hal semacam itu . Bahwa semuanya ,termasuk nasib manusia , akan hanya berulang-ulang dengan sia-sia dan tidak ada artinya . Biarpun seandainya aku punya sepeda lagi dan kemudian hilang untuk kedua kalinya , aku tidak akan percaya itu akan hilang berulangkali ya tanpa habisnya . Bahkan ,seandainya itupun berulang terus menerus tanpa habisnya , aku pun tak akan percaya bahwa hal itu akan cuma sia-sia dan tidak ada artinya".
Besoknya siang-siang , tiba-tibq kudengar kawan-kawan seasrama pada ribut lagi . Ketika aku keluar , kulihat Sabir membawa sebuah roda sepeda yang nampak masih mengkilat .
" Lagi ! " Seruku agak kurang percaya .
" Sebuah permulaan baru " katanya sambil tersenyum .
Kali ini roda itu tidak akan digantung di dalam kamar , melainkan di gang di depan kamar kami , Dimana setiap orang melihatnya dengan jelas .
Selesai
Demikian contoh cerpen dari saya , semoga bisa bermanfaat dan mudah dipahami oleh pembaca . Terus kunjungan blog ini agar terus mendapatkan berbagai ilmu bermanfaat .
Sekian dan Terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar