Instalasi tenaga listrik bagunan sederhana


MEMASANG INSTALASI TENAGA LISTRIK

BANGUNAN SEDERHANA




A.  Berkas Rancangan Instalasi
Rancangan instalasi listrik merupakan pegangan dan pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu titik instalasi listrik PUIL 2000 (4.1.1.1.).
Rancangan harus dibuat jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh pelaksana di lapangan. Karena itu gambar rancangan harus memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.
Selain itu uraian dan syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh pemesan/konsultan harus diperhatikan. Hal ini menyangkut mutu pekerjaan dan material yang dipersyaratkan, jadwal pengerjaan dalam koordinasi dengan pekerjaan sipil dan mekanik pada bangunan yang dikerjakan sesuai dengan PUIL 2000 (4.1.1.1.).
Berkas rancangan instalasi listrik terdiri atas :
  1. Gambar situasi
yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau gedung tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.
  1. Gambar instalasi
Gambar instalasi yang meliputi:
a.    Rencana tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar motor listrik, PHB, dan lain-lain;
b.    Rencana hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendaliannya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan sebagaian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir;
c.    Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda (keterangan yang jelas) mengenai hubungan tersebut;
d.    Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
  1. Diagram garis
Diagram garis tunggal, yang meliputi :
a.    Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya;
b.    Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya;
c.    Sistem pembumian dengan mengacu kepada PUIL 2000 (3.5.3.3); dan
d.    Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.
  1. Gambar rinci
Gambar rinci yang meliputi :
a.    Perkiraan ukuran fisik PHB;
b.    Cara pemasangan perlengkapan listrik;
c.    Cara pemakaian kabel;
d.    Cara kerja instalasi kendali.
Gambar rinci dapat juga diganti atau dilengkapi dengan keterangan atau uraian.
  1. Perhitungan teknis
Bila dianggap perlu diberikan pula perhitungan teknis, yang meliputi antara lain :
a.    Susut tegangan;
b.    Perbaikan faktor daya;
c.    Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
d.    Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
e.    Tingkat penerangan.
  1. Tabel bahan instalasi
Tabel bahan instalasi, yang meliputi :
a.    Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan
b.    Jumlah dan jenis perlengkapan bantu
c.    Jumlah dan jenis PHB
d.    Jumlah dan jenis luminer lampu
  1. Uraian teknis
Uraian teknis, yaitu meliputi :
a.    Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada pasal (3.5);
b.    Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya;
c.    Cara pengujian; dan
d.    Jadwal waktu pelaksanaan
  1. Perkiraan biaya
Perkiraan biaya, meliputi: biaya pembelian bahan, biaya upah kerja, biaya PPN, dan biaya pajak.

B.  Penempatan Titik Beban dan Sakelar
  1. Penetapan titik lampu
Tingkat iluminasi yang memadai merupakan unsur dasar bagi rumah tangga modern. Seringkali hasil yang baik diperoleh dengan kombinasi penerangan dari titik lampu yang permanen dan luminer yang tidak dipasang tetap. Penempatan titik lampu menjadi penting untuk memperoleh hasil penerangan yang diinginkan.
  1. Penempatan titik kotak kontak
Kotak kontak sebaiknya ditempatkan didekat ujung dinding daripada di tengah untuk menghindarinya terhalang karena penempatan mebel atau lemari yang besar. Kotak kontak sebaiknya ditempatkan kurang lebih 30 cm di atas lantai dengan dilengkapi penutup atau 30 cm di atas landasan bidang kerja meja.
  1. Penempatan sakelar dinding
Sakelar dinding biasanya ditempatkan kurang lebih 120 cm di atas lantai di jalan yang biasa di lalui. Jika harus dilayani dengan membuka pintu terlebih dahulu, maka sakelar dinding ditempatkan di dekat dan di sisi daun pintu yang membuka. Kadang kadang perlu satu titik penerangan dalam suatu ruangan, dalam gang atau tangga dikendalikan dari lebih dari satu sakelar maka untuk itu dipasang sejumlah sakelar alih  (sakelar hotel) disetiap pintu masuk atau di tiap ujung gang atau tangga.

C.  Rekomendasi Penempatan Titik Beban dan Sakelar
1.    Pintu masuk utama
a.    Titik penerangan
Satu atau lebih titik lampu perlu dipasang untuk menerangi daerah sekitar pintu gerbang utama ke halaman rumah. Satu titik lampu perlu dipasang di depan pintu masuk utama ke rumah, untuk menerangi tangga naik ke rumah dan untuk menerangi muka orang yang berdiri di depan pintu. Untuk  mengendalikan lampu tersebut di atas dipasang sakelar di dekat pintu masuk utama di sebelah dalam rumah.
b.    Titik kotak kontak
Suatu kotak kontak sebaiknya dipasang untuk menerangi daerah sekitar pintu gerbang utama ke halaman rumah. Satu titik lampu perlu dipasang di depan pintu masuk utama ke rumah, untuk menerangi tangga naik ke rumah dan untuk menerangi muka orang yang berdiri di depan pintu. Untuk mengendalikan lampu tersebut di atas dipasang sakelar di dekat pintu masuk utama di sebelah dalam rumah.
c.    Titik kotak kontak
Suatu kotak kontak sebaiknya dipasang di dinding luar dekat pintu masuk untuk kemungkinan dipasangnya lampu berdiri portable jika diperlukan penerangan luar tamabahan atau untuk mesin perkakas listrik. Sebaiknya kotak kontak ini dikendalikan dengan sakelar dari dalam rumah.



2.    Ruang keluarga
a.    Titik penerangan
Suatu penerangan umum diperlu diadakan yang dapat diberikan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Penerangan tambahan dapat diberikan dengan lampu berdiri atau lampu meja melalui kotak kontak. Sakelar untuk penerangan ditempatkan di dekat masuk atau dekat pintu kamar tidur.
b.    Titik kotak kontak
Kotak kontak ditempatkan di tempat-tempat yang tidak akan terhalang oleh mebel pada dinding bebas. Pada dinding bebas ini ditempatkan kotak kontak, sebaiknya tiap 2 sampai 2,5 m satu sama lain. Jika sebagai pengganti titik lampu untuk penerangan umum digunakan lampu portable yang dilengkapi sakelar atau melalui kotak kontak, kotak kontak ini sebaiknya dikendalikan dengan sakelar dinding.
Kotak kontak khusus (KKK) perlu disediakan jika dipasang penyejuk udara (AC) dinding.
3.    Ruang makan
a.    Titik penerangan
Setiap ruang makan atau sarapan pagi harus mempunyai sekurang-kurangnya satu titik penerangan yang dikendalikan dari sakelar dinding. Titik penerangan ini ditempatkan di atas pusat meja dengan memberikan penerangan langsung.
b.    Titik kotak kontak
Di rumah modern sering kali di ruang makan ini ditempatkan meja atau lemari pelayanan, lemari es dan penyedia air dingin atau panas (dispenser). Di atas lemari pelayanan dapat dipasang penggarang roti, oven microwave, blender, juicer dsb. Untuk semua itu perlu disediakan kotak kontak secukupnya dan diperhitungkan kemungkinan bekerjanya beberapa peranti tersebut secara bersamaan. Kotak kontak dapat dipasang dengan jarak dekat kurang lebih 1,2 m satu sama lain dan ditempatkan 20:30 cm di atas landasan atas lemari pelajaran.

4.    Ruang tidur
a.    Titik penerangan
Iluminasi umum yang baik penting sekali di ruang tidur. Hal ini biasanya disediakan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Luminer yang dipasang di atas atau di kiri kanan cermin dapat berfungsi sebagai penerangan umum. Untuk kemudahan pengendalian di ruang tidur utama sekelompok sakelar dipasang dekat ujung kepala tempat tidur yang mengendalikan semua lampu di ruang tidur.
b.    Titik kotak kontak
Kotak kontak ditempatkan di kedua sisi tempat tidur untuk kemudahan. Tambahan kotak kontak disediakan pada dinding yang masih terbuka setiap 2 m satu sama lain. Suatu kotak kontak khusus disediakan untuk disambung pada penyaman udara (AC) yang tergantung dari besarnya ruang tidur berkapasitas ¾ sampai 1 ¼ PK.
5.    Ruang mandi dan toilet
a.    Titik penerangan
Luminer sebagian besar dipasang di atas atau kedua sisi cermin-cermin atau jika mungkin kena cipratan air sebaiknya dipasang pada plafond.
Semua titik penerangan dikendalikan dari sakelar dinding di luar ruang mandi yang mudah dijangkau jika akan membuka pintu ruang mandi.
b.    Tempat kotak kontak
Satu kotak kontak ditempatkan di dekat cermin, 100 sampai 150 cm di atas lantai untuk keperluan pengering rambut atau mesin cukur listrik. Lantai ruang-ruang mandi sebaiknya diusahakan selalu kering, kecuali di ruang tertutup pancoran air dan bak rendam.
Pemanas air sebaiknya ditempatkan di luar ruang mandi. Semua kotak kontak untuk dihubungkan dengan perlengkapan listrik di kamar mandi sudah barang tentu harus dilengkapi dengan kontan pengaman dan selain itu sangat direkomendasikan bahwa semua kotak kontak tersebut diamankan dengan GPAS.
6.    Ruang kerja
a.    Titik penerangan
Suatu penerangan umum perlu diadakan yang dapat diberikan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Di atas meja tulis dipasang lampu meja untuk membaca dan menulis yang dikendalikan dengan sakelar. Untuk menerangi mesin tik dan/atau komputer harus tersedia lampu yang sesuai. Rak dan lemari buku harus mendapat penerangan tersendiri.
b.    Tempat kotak kontak
Titik kotak kontak harus tersedia secukupnya untuk melayani mesin tik dan peralatan komputer dan mungkin pula mesin fotokopi.
Kotak kontak khusus perlu disediakan untuk penyaman udara.

D.  Pengelompokan Beban
1.    Jenis beban
            Beban yang terdapat dalam rumah dan bangunan beragam sesuai dengan keadaan penghuni dan jenis bangunannya.
            Dalam perancangan instalasi ada baiknya untuk mengelompokkan beban sebagai berikut :
a.    Penerangan
      Dalam dan luar di luar gedung
b.    Peranti rumah
Untuk memasak, mendinginkan, mengelola makanan,   mencuci piring dan pakaian, dan sebagainya.
c.    Peranti kantor
Mesin tik, komputer, fax, dan sebagainya
d.    Penyaman udara
Pendingin dan pertukaran udara
e.    Sistem air
Pompa air, pemanas air, penyedot air, dan sebagainya
f.     Beban khusus
Perlengkapan teknik rumah seperti mesin bor, gergaji,   sugu, mesin pemelihara kesehatan
g.    Aneka beban
Pesawat audio visual, motor pembuka pintu sistem   otomatik, dan sebagainya.

2.    Jumlah maksimum titik beban di sirkit akhir
Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan parallel pada suatu sirkit akhir ditentukan dalam PUIL 2000 (4.4.1.2.) sampai (4.4.1.6).
Ketentuan ini tidak berlaku untuk sirkit akhir yang menyuplai perlengkapan yang mempunyai nilai nominal lebih dari 20A, atau lebih dari 20A per phase, sirkit akhir yang hanya mempunyai satu titik beban berupa perlengkapan tersebut.
Jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit akhir tergantung pada nilai nominal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi kHA pengantar sirkit.
3.    Sirkit akhir untuk penggunaan tunggal
Sesuai PUIL 2002 [4.4.1.2.] sirkit akhir untuk penggunaan tunggal adalah sirkit akhir yang hanya mensuplai :
(a)  titik penerangan,
(b)  K.K.B,
(c)  K.K. 10 A,
(d)  K.K. 15 A, atau
(e)  K.K. 20 A.
E.   Ketentuan Lain dalam  Instalasi Penerangan dan Tenaga
1.    Ketentuan instalasi penerangan dan tenaga
Ketentuan–ketentuan pokok instalasi penerangan dan tenaga mengadopsi dari PUIL  2000, antara lain adalah:
a.    Dalam satu pipa instalasi hanya boleh dimasukkan kabel-kabel alur tunggal (RA atau NYA dan lainnya) yang merupakan satu rangkaian atau circuit;
b.    Kabel atau kabel tanah beralur banyak (sistem 3 phasa) boleh dimasukkan dalam lorong atau pipa lebih dari satu rangkaian termasuk kabel kontrolnya;
c.    Hantaran-hantaran dari satu  rangkaian tidak boleh dibagi ke dalam beberapa pipa atau beberapa kabel;
d.    Kabel-kabel dalam satu pipa (race-way) dengan tegangan yang bermacam-macam tegangan kerja dari kabel-kabel yang satu pipa tersebut harus disesuaikan dengan tegangan yang tertinggi;
e.    Kontak tusuk tak boleh untuk mematikan dan menjalankan pesawat yang dapat dipindah-pindah dengan daya lebih dari 2 kW atau lebih dari 16 Amper;
f.     Sarana pemutusan untuk motor listrik kHAnya minimum   115 % x 1 penuh dari beban motor;
g.    Sebuah rangkaian akhir boleh dibebani 50 lampu  300 W atau alat-alat kecil dengan daya maksimum 25 Watt;
h.    Jika bukan untuk rumah tangga maksimum  30 alat kecil;
i.      Untuk  satu rangkaian untuk  lampu reklame atau hias, dibatasi 25 A dan lapangan tenis juga 25 A;
j.      Pencabangan dari PHB utama dibatasi sampai 6 buah, selain khusus untuk lift dan peralatan pecegah kebakaran;
k.    Sakelar otomatis  untuk motor peralatan pencegahan kebakaran harus dapat dilalui dengan aman arus sebesar 125 % x I motor beban penuh;
l.      Rangkaian pokok yang mensuplai beberapa motor, untuk mencegah kebakaran sakelarnya harus diseting membuka pada muatan 600%xIN motor-motor dalam waktu minimum 20 detik dan maksimum 50 detik;
m.   Pada jaring distribusi dan instalasi yang menggunakan pentanahan pengamanan dilarang menggunakan pentanahan netral pengamanan (PNP);
n.    Tahanan isolasi instalasi konsumen minimal  1000W tiap voltnya, tidak termasuk mesin listrik, transformator dan dan lainnya,  sedang instalasi dalam ruangan lembab minimum 100 W tiap voltnya;
o.    Kabel yang dapat diparalel sedikitnya berpenampang 50 mm2 dan jika lebih dari 50 mm2 maka setiap kabel harus diberi pengaman;
p.    Rangkaian (group) instalasi  domestik hanya boleh diamankan sampai 25 Amper;
q.    Motor 3 phasa yang dipasang tetap tanpa pengawasan dengan daya    1 PK atau lebih, harus diamankan terhadap beban lebih;
r.     Daya pemutusan (break capacity) suatu sakelar sekurang-kurangnya sama dengan arus hubung singkat;
s.     Sebuah instalasi motor listrik dan besar ukuran kapasitas sakelar ditunjukkan pada Gambar 10.1;

  

                              



Gambar 10.1
Ukuran Sakar Instalasi Tenaga

Ukuran atau kapasitas sakelar  yang dipasang adalah:
Sakelar         I        42 x 250 %      = 105 A
Sakelar         II       54 x 200 %      = 108 A
Sakelar         III      68 x 150%       = 102 A
Sakelar utama sedikitnya dapat dialiri arus dengan aman sebesar    42 + 54 + 68 + 10% x 68 = 170,8 A.
Setelah hubung singkat saluran utama (sakelar I tak boleh lebih dari 108+ 48 + 68 + 68 = 292 Amper.
t.      Badan motor yang dapat dibawa dan bekerja dengan tegangan di atas 50 V, terhadap tanah harus ditanahkan atau diberi isolasi ganda yang menjamin bebas dari tegangan setuh;
u.    Dalam instalasi industri, papan hubung bagi (PHB) untuk motor dan untuk penerangan harus dipisahkan; dan
v.    Motor yang tidak tampak dari pegontrolnya dekat motor tersebut harus diberi sakelar untuk mematikan motornya.
Gambar 10.2a menunjukkan contoh pengawatan instalasi penerangan dan tenaga. Rekapitulasi beban isntalasi penerangan dan tenaga ditunjukkan pada Gambar 10.2b; Gambar 10.2c, Gambar 10.2d, dan Gambar 10.2e.
Hantaran rangkaian cabang yang hanya mensuplai motor tunggal:
kHA-nya arus minimum = 110% x IN motor                                       (10.1)
kHA sakelar minimum 115% x IN motor                                 (10.2)


 





















a.  Gambar pengawatan instalasi penerangan dan tenaga


 












b. Gambar rekapitulasi beban group I



 











c.  Gambar rekapitulasi beban group II


 








d. Gambar rekapitulasi beban group III


 








e.  Gambar rekapitulasi beban group IV
Gambar 10.2
Contoh Instalasi Penerangan dan Tenaga
Gambar 10.3 menunjukkan contoh gambar bagan rekapitulasi beban instalasi penerangan dan untuk memasak (fornuis).


 



                                                  












a.     bagan instalasi penerangan dan tenaga


 








b.    Rekapitulasi instalasi rumah untuk penerangan dan
      untuk fornuis atau alat memasak
2.    Instalasi motor listrik arus bolak balik
a.    Jenis motor listrik arus bolak balik 3 phasa
Motor listrik arus bolak balik 3 phasa dibagi dalam dua kelompok,  yaitu motor synchrone (motor serempak) dan motor asynchrone (motor tidak serempak).
Motor synchrone memiliki kumparan stator dengan sumber listrik arus bolak balik dan  kutub magnetnya diberi tegangan arus searah.
Konstruksi motor synchrone sama dengan konstruksi generator synchrone. Pada motor synchrone terdapat kumparan bantu untuk menjalankan motor (start) dan jika putaran motor mencapai putaran synchrone, maka kumparan bantu dilepas.
Cara lain untuk membantu putaran awal pada motor synchrone  menggunakan motor bantu dilengkapi dengan meter-meter listrik untuk mendeteksi motor sudah se-phasa atau belum dengan tegangan jaringan. Setelah motor mencapai putaran yang diinginkan,  tegangan di dalam motor dibangkitkan sudah sephasa, putaran synchrone dan teganganya  sama, maka sakelar yang menghubungkan ke jaringan dimasukkan.
Motor asynchrone atau tidak serempak, tipe-nya terdiri dari:
1)    Jangkar atau angker atau rotor sangkar
Kumparan rotor terdiri dari satu atau lebih batangan tanpa isolasi yang dihubungkan menggunakan gelang atau ring. Selain memperkecil keausan (stroomver dringing) pada  kumparan (belitan), rotor berbentuk sangkar dapat memperkecil besar arus mula gerak.
2)    Motor dengan jangkar menggunakan cicin pengasut (sleepring angker motor)
Kumparan rotor terdiri dari kawat atau batangan menggunakan isolasi dan dilengkapi tiga cincin pengasut (sleepring) menggunakan pengangkat sikat pengasut (borstel lichter) dan alat hubung singkat.
3)    Motor dengan jangkar menggunakan pengasut yang dapat diatur (regel sleepring angker motor)
Kumparan rotornya dari kawat atau batangan berisolasi menggunakan cincin-cincin pengasut dengan sikat asut (borstel) yang tepat.
4)    Motor dengan macam-macam putaran
Statornya terdiri dari beberapa  kutub yang dapat diubah-ubah dengan cara mengubah bentuk sambungan belitan stator untuk memperoleh bermacam-macam putaran (dahlander) dan type rotornya adalah sangkar ganda.

b.    Menghubungkan motor listrik 3 phasa
Motor listrik tiga phasa dengan tiga kumparan pada statornya, maka notasi atau tanda pada setiap kumparan ditunjukkan Gambar 10.4a.
         Phasa pertama   X                   U
         Phasa kedua      Y                   V
         Phasa ketiga      Z                   W
Gambar 10.4
Notasi atau Tanda Belitan Motor Listrik
3 Phasa Rotor Sangkar
Jika kumparan rotornya berbentuk lilitan (rotor belit), notasi atau tanda pada setiap belitannya sama tetapi menggunakan  huruf kecil: x-y-z dan u-v-w. Pada terminal atau klem motor listrik, letak klem atau mur-baut tempat ujung belitan diatur sehingga  memudahkan untuk membuat sambungan bintang atau segitiga.
Gambar 10.5a menunjukkan terminal motor listrik 3 phasa hubungan bintang atau star ( Y ) dan Gambar 10.5b menunjukkan motor  listrik 3 phasa hubungan segitiga atau delta (Δ).









Gambar 10.5
Hubungan Bintang dan Segitiga Motor Listrik 3 Phasa
Rotor yang memiliki 3 kumparan (ujungnya 6 buah), tiga pangkal kumparan dihubungkan menjadi satu dan ketiga ujung lainnya melalui cincin seret dan tahanan sikat (pengasut) dipasang pada klem motor listrik 3 phasa dengan diberi tanda huruf kecil u-v-w.
Jika terdapat rotor yang memiliki dua (2) kumparan, maka pada masing-masing cincin seret  disambung pada ujung kumparan u pangkal kumparan ” x + y” dan cincin seret  dengan ujung  V.
Untuk memenuhi syarat-syarat kondisi tempat motor listrik harus dipasang, maka jenis motor listrik yang ada terdiri dari:
1)    Motor listrik terbuka;
2)    Motor listrik  kedap air;
3)    Motor listrik kedap percikan air dari atas;
4)    Motor listrik tertutup dengan pipa ventilasi;
5)    Motor listrik terutup rapat dengan pendingin; dan
6)    Motor listrik terbuka dengan cincin asut.
Gambar 10.6 menunjukkan simbul pengasutan  motor listrik 3 phasa dengan sakelar bintang segitiga (Gambar 10.6a), pengasutan rotor motor listrik 3 phasa rotor belit dan simbul sakelar termis.



 








          a. simbol pengasutan          b. simbol pengasutan rotor    
              sakela bintang segitiga        dengan tahanan pengasut     
Gambar 10.6
Simbol Pengasutan Motor Arus Bolak Balik 3 Phasa





















a. Motor 3 phasa rotor sangkar 
    dengan saklar 3 kutub
 







c. rotor dengan dua kumparan 
    dengan cincin asut 3 phasa
 

d. Motor 3 phasa rotor sangkar 
    dengan tahanan asut
 
 



























Gambar 10.7
Contoh Cara Penyambungan Motor 3 Phasa
Gambar 10.7 menunjukkan contoh cara penyambungan motor 3 phasa rotor sangkar dan rotor belit.

3.    Tahanan jenis penghantar
Nilai tahanan jenis (r (rho), daya hantar arus (h - lambda), dan koefisien suhu yang dapat menambah tiap kenaikan suhu    1o C (a -Alpha) pada bahan penghantar ditunjukkan pada Tabel 10.1.
Untuk menentukan besar nilai tahanan suatu penghantar dapat menggunakan rumus:
                                                                                          (10.3)
            Keterangan:
            r (rho)   : tahanan jenis material penghantar W/meter/mm2
            l           : panjang jenis penghantar dalam meter
            A          : penampang bahan penghantar dalam mm2
Tabel 10.1
Tahanan Jenis, Daya Hantar Arus dan Koefisien Suhu
Bahan Penghantar
Jenis Bahan/Material
Hantaran
r
20o C
h
20o C
a
Aluminium
0 < 3
33.33
0.004
Mas
0.022
45.45
0.0037
Tembaga
0.0175
56
0.004
Air raksa
0.958
1.04
0.0009
Timbel
0.21
4.67
0.004
Nikel
0.125
8
0.0037
Platina
0.095
10.52
0.0025
Timah
0.13
7.169
0.0043
Besi
0.14
7.16
0.0047
Perak
0.016
62.50
0.0038
Kontantan
0.5
2
Kecil sekali
Lembaran  dinamo
1.7
0.59
Kecil sekali
Manganin
0.42
8
Kecil sekali
Kuningan
0.07
14.28
0.0015
Nikelin
0.4
2.5
0.0001
Catatan:
a tembaga 0.004 artinya, sebuah tahanan dari tembaga sebesar 1 W, jika panasnya naik 10oC, nilai R menjadi  1+0.004W

Sebuah hantaran panjang 200 meter, penampang 2,5 mm2, pada saat panas suhu hantaran menjadi 80oC. Berapa ohm nilai tahanan yang dimiliki hantaran tersebut.
Penyelesaian
R 20oC =  
Kenaikan suhu = 80oC – 20 oC = 60 oC
R pada suhu 80oC = R20o x (1 + a x to)                                            (10.4)
Tahanan (R) dari hantaran = 1.4 x (1+ 0.004 x 60) = 1.736 W
4.    Daya pemanas
Satuan dari panas adalah kilo kalori = kCal
Besar daya 1 kWH sama dengan 367.200 kgm atau 1kWH sama dengan 367.200 : 427 = 860 kcal. Uraian tentang konversi energi sudah dibahas pada Bab. II.

5.    Tenaga (kerja) dan daya
Daya (P) adalah  tenaga (W) dibagi waktu (t):
P = W/t   Watt                                                                                     (10.5)
Besarnya tenaga pada sistem arus bolak balik 3 phasa adalah:
E x I x x Cosj x t untuk arus bolak-balik                                     (10.6)
Besarnya tenaga pada sistem arus searah (DC) adalah:
W = E x I x t Watt detik (Joule)                                                          (10.7)
kW = 102 kgm/sec. = 367.200 kgm
Contoh 1
Air dengan volume 2 m3 harus dipanasi dari 25oC menjadi 80oC. Berapa kWH daya yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
Besarnya kenaikan suhu adalah = 80o C– 25oC = 55oC.
Ini berarti setiap liternya diperlukan 55 kcal. Jadi untuk air dengan volume 2 m3 kalori yang dibutuhkan = 2000 x 55       = 110.000 kcal.
Jumlah kerja yang diperlukan = 110.000: 860 = 160 kWh

Contoh 2
Berapa panas yang dihasilkan oleh sebuah tahanan 15W dengan besar arus  4 A pada tegangan arus searah 60V dalam waktu 35 menit?
Penyelesaian

6.    Luas penampang minimum penghantar pengaman
Luas penampang minimum hantaran phasa untuk penghantar berisolasi dan telanjang ditunjukkan Tabel 10.2.

Tabel 10.2
Luas Penampang Minimum Hantaran Phasa Untuk
Penghantar Berisolasi Dan Telanjang
Luas Penampang
Hantaran
Phasa
Penghantar Berisolasi
Hantaran Tembaga Telanjang
Kabel alur satu
Kabel Tanah Beralur 4
Dengan
Pelindung
Tanpa Pelindung
0.5
0.75
1
1.5
2.5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
400
0.5
0.75
1
1.5
2.5
4
6
10
16
16
16
25
35
50
70
70
95

-
-
-
1.5
2.5
4
6
10
16
16
16
25
35
50
70
70
95
120
150
185
-
-
-
1.5
1.5
2.5
4
6
10
16
16
25
35
50
50
50
50
50
50
50
-
-
-
4
4
4
4
6
10
16
16
25
35
50
50
50
50
50
50
50

Berikut ini diberikan contoh penghantar, kotak kabel beserta ukuran luas penampangnya  seperti ditunjukkan pada Gambar 10.8. Pada contoh ditunjukkan kabel berisolasi dengan luas penampang 3x70mm2 dan kabel dengan pengaman dengan luas penampang 4x4mm2.


 















Gambar 10.8
Contoh Penampang Hantaran
7.    Gambar skema sistem pengaman






Penggunaan relai yang
Bekerja karena terjadi
aliran arus ketanah saat
terjadi hubung singkat

Gambar 10.8
Pentanahan Hantaran Netral dan Bidang
Luas penampang nominal hantaran nol dari bahan yang sama, seperti kabel phasanya ditunjukkan pada Tabel 10.3.
Tabel 10.3
Luas Penampang Nominal Hantaran Nol
dari Bahan Yang Sama
Hantaran Phasa
Hantaran Nol mm2
Penampang mm2
Dalam Pipa Instalasi Kabel Alur Banyak dan Kabel Tanah
Hantaran Udara Instalasi Pasangan Luar dan Dalam Bangunan
1.5
2.54
4
6
10
15
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
400
1.5
2.5
4
6
10
16
16
16
25
35
50
70
70
95
120
150
185
-
-
4
6
10
16
25
35
50
50
50
70
70
95
120
150
185


Gambar X.9 menunjukkan luas penampang nominal hantaran nol dari bahan yang sama dengan hantaran phasanya.

Hantaran netral dari saluran dua kawat harus mempunyai kHA yg sama dengan kHA phasa



 









Gambar 10.9
Luas Penampang Nominal Hantaran Nol dari Bahan yang
Sama dengan Hantaran Phasa

Tabel 10.4 menunjukkan ukuran kawat lebur dari tembaga atau tembaga dilapisi timah, untuk digunakan dalam pengaman pipa setengah terbuka.
Tabel 10.4
Ukuran Kawat Lebur Dari Tembaga Atau Tembaga
Dilapisi Timah Untuk Pengaman Pipa Setengah Terbuka
Ukuran Nominal Pengaman (A)
Nominal Diameter Kawat f (mm)
Keterangan
3
5
10
15
20
25
30
45
60
80
100
0.15
0.20
0.35
0.50
0.60
0.55
0.85
1.25
1.53
1.80
2.00
Ukuran kawat untuk pengaman lebur dalam lajur kedua segera putus pada beban 2 x In. Yang agak berbeda adalah tipe dan konstruksi sekeringnya

Tabel 10.5 menunjukkan pengujian pengaman lebur menurut VDE. Pengaman lebur yang diuji terdiri dari sekring patron dan sekring pipa lebur.

Tabel 10.5
Pengujian Pengaman Lebur Menurut VDE

Pengujian Pengaman Lebur Menurut VDE
Jenis Sekring
Besar Arus Uji
Besar Arus Uji
Arus Minimum
Harus Tahan dlm waktu
Arus
Maximum
 Harus putus   dalam waktu
Sekring
Patron
6  s/d 10A
15 s/d 25A
35 s/d 62A
80 s/d 200A

1.5 x In
1.4xIn
1.2xIn
1.2xIn

1 Jam
1 Jam
1 Jam
2 Jam

2.1 x In
 1.75 x In
1.6 x In
1.6 x In

1 Jam
1 Jam
1 Jam
2 Jam
Sekring pipa lebur (bus patron)
1.6 x In
1 Jam
1.8 x In
1 Jam

8.    Pengujian isolasi dengan tegangan
Untuk menyakinkan adanya pengisolasian yang baik dan tahan terhadap variasi perubahan tegangan yang timbul pada pemeriksaan kumparan stator generator, kumparan transformator dan kumparan lainnya. Peralatan listrik tidak cukup hanya diperiksa dengan induktor saja, tetapi harus juga harus diuji dengan tegangan uji. Kumparan diberi tegangan tertentu selama satu menit (tegangan dihubungkan pada kumparan dan kabel yang lain pada bodi generator atau transformator.
Jika tahanan isolasi kurang baik terjadi tegangan tembus antara kumparan dan bodi pesawat. Tegangan uji hanya berlaku untuk pesawat-pesawat listrik baru. Tabel 10.6 menunjukkan ketentuan tentang tegangan uji.


Tabel 10.6
Ketentuan Tentang Tegangan Uji
Generator atau Motor Listrik
Besar Tegangan Uji
Waktu Uji
Daya s/d 3 kW atau  3 kVA
1000 V + 2 x Tegangan kerja
Satu
Menit
Daya > 3 kW/kVA <  
dari 10.000 kW/kVA
1000 V + (2xtegangan kerja minimum 1.500 V)
Di atas 10.000 kW/ kVA
E s/d 2000 V
E > 2000 s/d 6000 V
E diatas 6.000 V


1.000 V + (2x tegangan kerja)
2,5 x tegangan kerja
3000 V + 2 x tegangan kerja

Dari Tabel 10.6 dapat dilihat bahwa besar tegangan uji sebesar + 250% x tegangan normal, sehingga jika lulus dalam pengujian berarti daya isolasi kumparan terjamin dengan baik satu  tingkat lagi dari hasil pemeriksaan yang menggunakan induktor saja.
Tabel 10.7 menunjukkan tegangan untuk pengujian transformator.
Tabel 10.7
Tegangan Uji Transformator

Tipe Transformator
Tegangan Uji
Selama 1 menit
Transformator secara umum
1000 V + (2 x tegangan kerja)
Untuk tegangan transformator  primer lebih dari 500 volt               (antara 3000 volt s/d 6000 volt)
Bagian  primer minimum   10.000 V

Bagian sekunder untuk distribusi keperluan umum
Bagian sekunder
1000V+(2 x tegangan kerja)

Sering terjadi suatu kumparan (spoel) diperiksa dengan induktor keadaan sambungannya baik, tetapi  ternyata tidak dapat dialiri arus 30% dari arus normalnya sehingga kumparan perlu dibongkar untuk menemukan kesalahannya.
Sebelum diuji dengan tegangan,  kumparan diperiksa terlebih dahulu menggunakan induktor dan hasilnya harus baik.
9.    Memeriksa tahanan isolasi
Memeriksa tahanan isolasi instalasi baru perumahan ditentukan 1000 Ohm/Volt. Untuk pesawat atau peralatan  listrik menurut VDE besarnya nilai tahanan isolasi seperti ditunjukkan pada Tabel 10.8.
Tabel 10.8
Besar Nilai Tahanan Isolasi Peralatan atau Pesawat Listrik
No
Jenis Pesawat/Peralatan
Tahanan Isolasi Ohm/ Volt
1
Pesawat dengan kolektor untuk arus bolak balik dan tegangan sampai 1000 V
250
2
Pesawat arus bolak-balik tegangan sampai  1000 V
250

3
Pesawat arus bolak-balik tegangan    > 1000 s/d 10.000 V
500
4
Motor listrik dan pembangkit arus bolak balik
250




10. Contoh gambar instalasi tenaga listrik
Pengaturan penyambungan sakelar dan alat pengaman dalam rangkaian perlengkapan hubung bagi (PHB) seperti ditunjukkan pada Gambar 10.10.




 






Gambar 10.10
Penyambungan Sakelar dan Pengaman pada PHB
Untuk hantaran masuk ke PHB yang berdiri sendiri harus dilengkapi dengan sakelar seperti ditunjukkan Gambar 10.11. Pada PHB C cukup dengan pemisah karena rangkaian I, II dan III masing-masing telah memiliki sakelar. PHB D tidak perlu sakelar masuk karena kabel M dapat dimatikan dari D menggunakan sakelar S.








 










                       


M
 
 




Gambar 10.11
Penyambungan Hantaran Masuk ke PHB
Setiap rangkaian keluar dari PHB utama harus dilengkapi dengan sakelar,  jika memiliki:
1.    Muatan 5 atau lebih kotak kontak dengan besar arus masing-masing (a’) lebih besar  dari 16 A,
2.    Muatan 5 atau lebih motor dengan besar daya masing-masing maksimum 1.5 kW,
3.    Muatan  terdiri dari 3 PHB atau lebih, dan
4.    Muatan Minimum 100 A atau lebih.
Gambar 10.12 menunjukkan contoh cara pengaturan rangkaian keluar dari papan hubung bagi.





 



























Gambar 10.12
Contoh Cara Pengaturan Rangkaian
Keluar Dari Papan Hubung Bagi
11. Kapasitor
Kapasitor digunakan untuk memperbaiki faktor kerja atau cosinus phi (Cosφ) sehingga diperoleh faktor kerja yang menguntungkan. Ketentuan tentang kapasitor antara lain adalah:
a.    Kapasitor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan penempatan yang baik dengan pagar atau penghalang yang sempurna;
b.    Transformator yang digunakan sebagai alat penyambung kapasitor dengan satu rangkaian tenaga, daya nominal KVA sedikitnya harus 35% di atas KVA-nya kapasitor;
1)    Instalasi kapasitor harus dilengkapi dengan peralatan pembuang muatan yang masih tertahan di dalamnya;
2)    Sisa tegangan kapasitor harus dikurangi 50 volt atau berkurang setelah dilepas dari sumber listrik. Untuk kapasitor dengan tegangan maksimum 600 V atau kurang, lama pelepasannya (discharge) adalah 1 menit dan  jika tegangannya lebih dari 600 V waktu pelepasannya selama 5 menit.
3)    Peralatan untuk pelepasan kapasitor atau kumpulan kapasitor bekerja secara otomatis (sambung dengan kapasitor) pada saat suplai kapasitor dilepas. Alat pelepas muatan tidak boleh dioperasikan dengan tangan;
c.    Kumparan–kumparan stator generator, motor dan transformator dan lainnya yang dihubungkan langsung dengan kapasitor tanpa perantara sakelar atau alat pengaman merupakan suatu alat pelepasan yang baik;
d.    Besarnya daya kapasitor dalam kVA yang dihubungkan pada sisi beban alat kontrol, tidak boleh melebihi yang diperlukan untuk menaikkan faktor kerja sampai maksimum satu pada beban nol;
e.    KHA rangkaian untuk kapasitor sedikitnya harus 135% dari arus nominal kapasitor;
f.     Selungkup kapasitor harus ditanahkan;
g.    Hantaran kapasitor yang dicabangkan dari saluran hambatan ke motor, kHA-nya minimum sepertiga (1/3) dari arus nominal saluran ke motor;
h.    Pada setiap kapasitor harus ada pelat nama dengan data-data seperti berikut:
1)    Nama pembuat          
2)    Tegangan nominal
3)    Frekwensi
4)    KVAR
5)    Jumlah phasa
6)    Volume cairan, jika cairannya mudah terbakar dan    
7)    Alat- alat pelepas muatan.

12. Menentukan besarnya daya kapasitor
Nomogram tersebut menggambarkan sebuah generator 3 phasa, frekuensi 50 Hz dan besar daya 1720 KVA sedang beroperasi dengan beban 1.100 kW pada  Cos φ 0,64.
Jika tegangannya 380 V, maka arus yang digunakan:
VA = E x I x      
I =
Sesudah Cos φ diperbaiki, besarnya arus:
Jadi besarnya arus yang tersedia atau masih tersisa adalah  2.618-1.956 = 662 A.
Pada saat generator dibebani 1.100 kW, Cos φ, dan besar arus 2618 A, arusnya sudah cukup besar sehingga ditambah bebannya. Dengan perbaikan cosinus φ, besar beban dapat ditambah lagi sebesar 662 x 380 x x 0,86 = 374 kW.
Dalam penggunaannya, kapasitor tidak perlu harus dipusatkan untuk seluruh instalasi, tetapi dapat juga dibatasi hanya untuk bagian atau rangkaian instalasi yang bebannya sangat induktif dan dilepas jika beban induktif tidak dioperasikan.
Gambar 10.13 menunjukkan monogram dalam menentukan kapasitor untuk memperbaiki kapasitor.

















Gambar 10.13
Monogram Dalam Menentukan Kapasitor
Untuk Memperbaiki Kapasitor

Keterangan
A   adalah daya yang digunakan sebesar 1.100 kW
Cos φ 0,64 adalah keadaan sebelum diperbaiki
Cos φ 0,86 adalah pada keadaan sesudah diperbaiki
B   adalah daya buta besarnya 1320 kVAR
C   adalah daya semu pada cos φ 0.64 sebesar 1.720 kVA
D   adalah besarnya daya buta yang diperlukan untuk perbaikan cos φ dari 0.64 menjadi ke 0.86. 665 kVAR masing-masing  phasa sebesar 665 : 3 = 221 kVAR
E    adalah sisa dari daya buta 655 kVAR sesudah perbaikan cos φ
F    adalah sisa daya semu sesudah perbaikan cos φ sebesar Q = 1285 kVA.

F.   Contoh Soal
1.    Rencanakanlah instansi penerangan dan tenaga pada salah satu ruangan praktik SMK,  dengan data sebagai berikut:
a.    Data ruangan
Data ruangan praktik yang akan dipasang instalasi penerangan dan tenaga ditunjukkan pada Tabel 10.9.
Tabel 10.9
Data Ruangan Praktik yang Akan Dipasang Instalasi
Penerangan dan Tenaga
No
Data Ruangan
Spesifikasi (Ukuran)
1
Ruang praktik
24 x 12 m
2
Ruang pengawas
6 x 3 m
3
Ruang alat
3 x 3 m
4
Toilet
3 x 3 m
5
Tinggi plafon
5 m
6
Tinggi bidang kerja
0,8 m
7
Faktor refleksi dinding
60%
8
Faktor refleksi langit-langit
50%
9
Faktor Refleksi lantai
10%
10
Faktor Pemeliharaan
75%

Gambar denah  ruangan praktik yang direncanakan untuk  dipasang instalasi penerangan dan tenaga ditunjukkan Gambar 10.14.


 


                                                                      












Gambar 10.14
Gambar Denah  Ruangan Praktik Yang Akan Dipasang Instalasi Penerangan Dan Tenaga

b.    Data instalasi penerangan
Data penerangan untuk ruang (ruang: praktik, pengawas, alat dan toilet) ditunjukkan pada Tabel 10.10.


Tabel 10.10
Data Penerangan untuk Ruang
(Ruang: Praktik, Pengawas, Alat dan Toilet)
No
Jenis ruangan
Spesifikasi (Keterangan)
1
Ruang praktik

a
Iluminasi bidang kerja
500 lux
b
Sumber cahaya
HF 400 PD. Mekury type phosphor Coated 24000 lumen,400 watt AC 220 V.50 HZ pabrik EYE Iwasaki Electric Co Ltd Japan.  Data pengukuran cahaya ditunjukkan pada Tabel 10.11.
c
Model kap lampu
SAW 401,  konstruksi kap lampu ditunjukkan pada Gambar 10.15a.
d
Fiting lampu langit-langit
Tipe 039-415 S, konstruksi fiting ditunjukkan pada Gambar 10.15b.
e
Stop kontak
Type Inbow dengan Arde      9 x 200 VA dipasang 150cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
f
Tipe sakelar
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
g
Jenis kabel
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator.  Kemampuan Hantar Arus kabel NYA terlampir ditunjukkan pada Tabel 10.13.
h
Pengaman
Patron lebur Selengkapnya lihat Tabel 10.14.
i
Sumber tegangan
220/380V 50 Hz
2
Ruang pengawas

a
Iluminasi bidang kerja
200 lux. Data
b
Sumber cahaya
Tipe 2 x FLR 40 SW/M, lampu fluoresent 2 x 3000 lumen, 2 x 40 W. Pabrik Matsushita Electric Industrial Co,Ltd Japan. Data pengukuran cahaya ditunjukkan pada Tabel 10.12.
c
Pemasangan lampu
Tipe pendant, digantung pada langit-langit setinggi 1 meter.
           
d
Stop kontak
Tipe Inbow dengan arde      2 x 200 VA dipasang 100cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
e
Tipe sakelar
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
f
Jenis kabel
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator. 

No
Jenis ruangan
Spesifikasi (Keterangan)
3
Ruang alat

a
Iluminasi bidang kerja
200 lux
b
Sumber cahaya
Tipe 2 x FLR 40 SW/M, lampu fluoresent 2 x 3000 lumen, 2 x 40 W. Pabrik Matsushita Electric Industrial Co,Ltd Japan.
c
Pemasangan lampu
Tipe pendant, digantung pada langit-langit setinggi 1 meter.
d
Stop kontak
Type Inbow dengan Arde      1 x 200 VA dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
e
Tipe sakelar
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok

f
Jenis kabel
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator. 
4
Ruang toilet

a
Iluminasi bidang kerja
200 lux
b
Sumber cahaya
Tipe 2 x FLR 40 SW/M, lampu fluoresent 2 x 3000 lumen, 2 x 40 W. Pabrik Matsushita Electric Industrial Co,Ltd Japan.
c
Pemasangan lampu
Tipe pendant, digantung pada langit-langit setinggi 1 meter.
d
Tipe sakelar
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
e
Jenis kabel
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator. 




Fitting lampu dilangit-langit yang anti getaran dan dudukan sambungan pipa
 














a) kap lampu model SAW401                 b) Pemasangan fiting tipe
                                                        039-4515
Gambar 10.15
Kap Lampu dan Pemasangan Fiting


TABEL 10.11
                                                                                 Data Pengukuran Cahaya

Faktor Refleksi
Indeks Ruang
Lantai
Plafon
Dinding
0.60
0.80
1.00
1.25
1.50
2.00
250
300
400
500
10%
70%
40 %
20 %
0.36
0,32
0.45
0.41
0.52
0.48
0.57
0.53
0.62
0.58
0.67
0.64
0.70
0.67
0.72
0.70
0.75
0.73
0.77
0.75
50%
60%
40%
20%
0.41
0.35
0.31
0.50
0.44
0.40
0.56
0.51
0.48
0.60
0.56
0.52
0.64
0.60
0.57
0.68
0.65
0.62
0.71
0.68
0.66
0.72
0.70
0.68
0.75
0.73
0.71
0.76
0.74
0.73
30%
60%
40%
20%
0.40
0.35
0.31
0.48
0.43
0.40
0.54
0.50
0.47
0.58
0.54
0.51
0.62
0.50
0.56
0.66
0.63
0.61
0.68
0.66
0.54
0.70
0.68
0.67
0.72
0.71
0.69
0.73
0.72
0.71

Koefisien untuk presentasi yang dianjurkan dari S/H =1
Kap model : SAW401
Lampu       : HF 400PD (24.000 lm) (HPMV lamp 400W. Phosphor waated type)
Catatan Indeks ruangan =
X = Lebar Kamar
Y = Dalamnya Kamar
H = Ketinggian sumber cahaya kesatuan permukaan bidang kerja yang disinari




TABEL 10.12
Data Pengukuran Cahaya
Lampu Fluoresent 2 x 3000 lumen, 2 x 40 W Tipe 2 x FLR 40 SW/M

Faktor Refleksi
Indeks Ruang
Lantai
Plafon
Dinding
0,5
0,6
0,8
1,0
1,2
1,5
2,0
2,5
3,0
4,0
5,0
10
70%
60
0,26
0,3
0,38
0,43
0,47
0,51
0,56
0,59
0,61
0,64
0,66
40
0,2
0,25
0,32
0,38
0,42
0,47
0,52
0,56
0,58
0,62
0,64
20
0,17
0,21
0,28
0,34
0,38
0,43
0,49
0,52
0,53
0,59
0,62
50%
60
0,22
0,26
0,33
0,38
0,41
0,45
0,49
0,52
0,54
0,56
0,58
40
0,18
0,22
0,29
0,34
0,37
0,41
0,46
0,49
0,51
0,54
0,56
20
0,15
0,19
0,25
0,30
0,34
0,38
0,43
0,46
0,49
0,52
0,54
30%
60
0,19
0,23
0,28
0,32
0,35
0,38
0,42
0,44
0,46
0,48
0,50
40
0,16
0,19
0,25
0,29
0,32
0,36
0,40
0,42
0,44
0,47
0,48
20
0,14
0,17
0,23
0,27
0,30
0,33
0,38
0,40
0,42
0,45
0,47



 Sekian Ilmu yang saya bagikan . jika adaa kesalahan mohon memberikan komentar .

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar