MEMASANG INSTALASI TENAGA LISTRIK
BANGUNAN SEDERHANA
Rancangan instalasi listrik merupakan pegangan dan
pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu titik instalasi listrik PUIL 2000
(4.1.1.1.).
Rancangan harus dibuat jelas, serta mudah dibaca dan dipahami
oleh pelaksana di lapangan. Karena itu gambar rancangan harus memenuhi
ketentuan dan standar yang berlaku.
Selain itu uraian dan syarat pekerjaan yang ditetapkan
oleh pemesan/konsultan harus diperhatikan. Hal ini menyangkut mutu pekerjaan
dan material yang dipersyaratkan, jadwal pengerjaan dalam koordinasi dengan
pekerjaan sipil dan mekanik pada bangunan yang dikerjakan sesuai dengan PUIL
2000 (4.1.1.1.).
Berkas
rancangan instalasi listrik terdiri atas :
- Gambar situasi
yang menunjukkan dengan
jelas letak gedung atau gedung tempat instalasi tersebut akan dipasang dan
rencana penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.
- Gambar instalasi
Gambar
instalasi yang meliputi:
a.
Rencana tata letak yang menunjukkan dengan
jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya),
seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar motor listrik, PHB, dan lain-lain;
b.
Rencana hubungan perlengkapan listrik dengan
gawai pengendaliannya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan
pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan sebagaian
dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir;
c.
Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir
tersebut dalam butir b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda
(keterangan yang jelas) mengenai hubungan tersebut;
d. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
- Diagram garis
Diagram
garis tunggal, yang meliputi :
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal
komponennya;
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya;
c. Sistem pembumian dengan mengacu kepada PUIL 2000 (3.5.3.3); dan
d.
Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.
- Gambar rinci
Gambar
rinci yang meliputi :
a.
Perkiraan ukuran fisik PHB;
b.
Cara pemasangan perlengkapan listrik;
c.
Cara pemakaian kabel;
d.
Cara kerja instalasi kendali.
Gambar rinci
dapat juga diganti atau dilengkapi dengan keterangan atau uraian.
- Perhitungan teknis
Bila dianggap perlu diberikan pula perhitungan teknis, yang meliputi antara
lain :
a.
Susut tegangan;
b.
Perbaikan faktor daya;
c.
Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
d.
Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
e.
Tingkat penerangan.
- Tabel bahan instalasi
Tabel
bahan instalasi, yang meliputi :
a.
Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan
b.
Jumlah dan jenis perlengkapan bantu
c.
Jumlah dan jenis PHB
d.
Jumlah dan jenis luminer lampu
- Uraian teknis
Uraian teknis, yaitu
meliputi :
a.
Ketentuan tentang sistem proteksi dengan
mengacu kepada pasal (3.5);
b.
Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang
dipasang dan cara pemasangannya;
c.
Cara pengujian; dan
d.
Jadwal waktu pelaksanaan
- Perkiraan biaya
Perkiraan
biaya, meliputi: biaya pembelian bahan, biaya upah kerja, biaya PPN, dan biaya
pajak.
B.
Penempatan Titik Beban dan Sakelar
- Penetapan titik lampu
Tingkat iluminasi yang memadai merupakan
unsur dasar bagi rumah tangga modern. Seringkali hasil yang baik diperoleh
dengan kombinasi penerangan dari titik lampu yang permanen dan luminer yang
tidak dipasang tetap. Penempatan titik lampu menjadi penting untuk memperoleh
hasil penerangan yang diinginkan.
- Penempatan titik kotak kontak
Kotak kontak sebaiknya ditempatkan didekat
ujung dinding daripada di tengah untuk menghindarinya terhalang karena
penempatan mebel atau lemari yang besar. Kotak kontak sebaiknya ditempatkan
kurang lebih 30 cm di atas lantai dengan dilengkapi penutup atau 30 cm di atas
landasan bidang kerja meja.
- Penempatan sakelar dinding
Sakelar
dinding biasanya ditempatkan kurang lebih 120 cm di atas lantai di jalan yang
biasa di lalui. Jika harus dilayani dengan membuka pintu terlebih dahulu, maka sakelar
dinding ditempatkan di dekat dan di sisi daun pintu yang membuka. Kadang kadang
perlu satu titik penerangan dalam suatu ruangan, dalam gang atau tangga
dikendalikan dari lebih dari satu sakelar maka untuk itu dipasang sejumlah sakelar
alih (sakelar hotel) disetiap pintu
masuk atau di tiap ujung gang atau tangga.
C. Rekomendasi Penempatan Titik Beban dan Sakelar
1.
Pintu masuk utama
a. Titik penerangan
Satu atau lebih titik lampu perlu dipasang untuk menerangi daerah sekitar
pintu gerbang utama ke halaman rumah. Satu titik lampu perlu dipasang di depan
pintu masuk utama ke rumah, untuk menerangi tangga naik ke rumah dan untuk
menerangi muka orang yang berdiri di depan pintu. Untuk mengendalikan lampu tersebut di atas dipasang
sakelar di dekat pintu masuk utama di sebelah dalam rumah.
b. Titik kotak kontak
Suatu kotak kontak sebaiknya dipasang untuk menerangi
daerah sekitar pintu gerbang utama ke halaman rumah. Satu titik lampu perlu
dipasang di depan pintu masuk utama ke rumah, untuk menerangi tangga naik ke
rumah dan untuk menerangi muka orang yang berdiri di depan pintu. Untuk
mengendalikan lampu tersebut di atas dipasang sakelar di dekat pintu masuk
utama di sebelah dalam rumah.
c. Titik kotak kontak
Suatu kotak kontak sebaiknya dipasang di dinding luar
dekat pintu masuk untuk kemungkinan dipasangnya lampu berdiri portable
jika diperlukan penerangan luar tamabahan atau untuk mesin perkakas listrik.
Sebaiknya kotak kontak ini dikendalikan dengan sakelar dari dalam rumah.
2.
Ruang keluarga
a. Titik penerangan
Suatu penerangan umum diperlu diadakan yang dapat diberikan oleh luminer
langit-langit atau luminer dinding. Penerangan tambahan dapat diberikan dengan
lampu berdiri atau lampu meja melalui kotak kontak. Sakelar untuk penerangan
ditempatkan di dekat masuk atau dekat pintu kamar tidur.
b.
Titik kotak kontak
Kotak kontak ditempatkan di tempat-tempat yang tidak akan terhalang oleh
mebel pada dinding bebas. Pada dinding bebas ini ditempatkan kotak kontak,
sebaiknya tiap 2 sampai 2,5 m satu sama lain. Jika sebagai pengganti titik
lampu untuk penerangan umum digunakan lampu portable yang dilengkapi sakelar
atau melalui kotak kontak, kotak kontak ini sebaiknya dikendalikan dengan sakelar
dinding.
Kotak kontak khusus (KKK) perlu disediakan jika dipasang penyejuk udara
(AC) dinding.
3.
Ruang makan
a. Titik penerangan
Setiap ruang makan atau sarapan pagi harus mempunyai sekurang-kurangnya
satu titik penerangan yang dikendalikan dari sakelar dinding. Titik penerangan
ini ditempatkan di atas pusat meja dengan memberikan penerangan langsung.
b. Titik kotak kontak
Di rumah modern sering kali di ruang makan ini
ditempatkan meja atau lemari pelayanan, lemari es dan penyedia air dingin atau panas
(dispenser). Di atas lemari pelayanan dapat dipasang penggarang roti, oven microwave,
blender, juicer dsb. Untuk semua itu perlu disediakan kotak kontak
secukupnya dan diperhitungkan kemungkinan bekerjanya beberapa peranti tersebut
secara bersamaan. Kotak kontak dapat dipasang dengan jarak dekat kurang
lebih 1,2 m satu sama lain dan ditempatkan 20:30 cm di atas landasan atas
lemari pelajaran.
4.
Ruang tidur
a. Titik penerangan
Iluminasi umum yang baik penting sekali di ruang tidur. Hal ini biasanya
disediakan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Luminer
yang dipasang di atas atau di kiri kanan cermin dapat berfungsi sebagai
penerangan umum. Untuk kemudahan pengendalian di ruang tidur utama sekelompok sakelar
dipasang dekat ujung kepala tempat tidur yang mengendalikan semua lampu di
ruang tidur.
b.
Titik kotak kontak
Kotak kontak ditempatkan di kedua sisi tempat tidur untuk
kemudahan. Tambahan kotak kontak disediakan pada dinding yang masih terbuka
setiap 2 m satu sama lain. Suatu kotak kontak khusus disediakan untuk disambung
pada penyaman udara (AC) yang tergantung dari besarnya ruang tidur berkapasitas
¾ sampai 1 ¼ PK.
5.
Ruang mandi dan toilet
a. Titik penerangan
Luminer sebagian besar dipasang di atas atau kedua sisi
cermin-cermin atau jika mungkin kena cipratan air sebaiknya dipasang pada
plafond.
Semua titik penerangan
dikendalikan dari sakelar dinding di luar ruang mandi yang mudah dijangkau jika
akan membuka pintu ruang mandi.
b. Tempat kotak kontak
Satu kotak kontak ditempatkan di dekat cermin, 100 sampai
150 cm di atas lantai untuk keperluan pengering rambut atau mesin cukur
listrik. Lantai ruang-ruang mandi sebaiknya diusahakan selalu kering, kecuali
di ruang tertutup pancoran air dan bak rendam.
Pemanas air sebaiknya ditempatkan di luar ruang mandi. Semua kotak kontak
untuk dihubungkan dengan perlengkapan listrik di kamar mandi sudah barang tentu
harus dilengkapi dengan kontan pengaman dan selain itu sangat direkomendasikan
bahwa semua kotak kontak tersebut diamankan dengan GPAS.
6.
Ruang kerja
a. Titik penerangan
Suatu penerangan umum perlu diadakan yang dapat diberikan oleh luminer
langit-langit atau luminer dinding. Di atas meja tulis dipasang lampu meja
untuk membaca dan menulis yang dikendalikan dengan sakelar. Untuk menerangi
mesin tik dan/atau komputer harus tersedia lampu yang sesuai. Rak dan lemari
buku harus mendapat penerangan tersendiri.
b. Tempat kotak kontak
Titik kotak kontak harus tersedia secukupnya untuk
melayani mesin tik dan peralatan komputer dan mungkin pula mesin fotokopi.
Kotak kontak khusus perlu disediakan untuk penyaman udara.
D. Pengelompokan Beban
1.
Jenis beban
Beban yang terdapat dalam
rumah dan bangunan beragam sesuai dengan keadaan penghuni dan jenis
bangunannya.
Dalam perancangan
instalasi ada baiknya untuk mengelompokkan beban sebagai berikut :
a. Penerangan
Dalam dan luar di luar gedung
b. Peranti rumah
Untuk memasak, mendinginkan, mengelola makanan, mencuci piring dan pakaian, dan sebagainya.
c. Peranti kantor
Mesin tik, komputer, fax, dan sebagainya
d. Penyaman udara
Pendingin dan pertukaran udara
e.
Sistem air
Pompa air,
pemanas air, penyedot air, dan sebagainya
f.
Beban khusus
Perlengkapan
teknik rumah seperti mesin bor, gergaji,
sugu, mesin pemelihara kesehatan
g.
Aneka beban
Pesawat audio visual, motor pembuka pintu sistem otomatik, dan sebagainya.
2.
Jumlah
maksimum titik beban di sirkit akhir
Jumlah
maksimum titik beban yang dapat dihubungkan parallel pada suatu sirkit akhir
ditentukan dalam PUIL 2000 (4.4.1.2.) sampai (4.4.1.6).
Ketentuan
ini tidak berlaku untuk sirkit akhir yang menyuplai perlengkapan yang mempunyai
nilai nominal lebih dari 20A, atau lebih dari 20A per phase, sirkit akhir yang
hanya mempunyai satu titik beban berupa perlengkapan tersebut.
Jumlah
titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit akhir tergantung pada
nilai nominal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi kHA
pengantar sirkit.
3.
Sirkit
akhir untuk penggunaan tunggal
Sesuai
PUIL 2002 [4.4.1.2.] sirkit akhir untuk penggunaan tunggal adalah sirkit akhir
yang hanya mensuplai :
(a)
titik penerangan,
(b)
K.K.B,
(c)
K.K. 10 A,
(d)
K.K. 15 A, atau
(e)
K.K. 20 A.
E. Ketentuan Lain dalam Instalasi
Penerangan dan Tenaga
1.
Ketentuan instalasi penerangan dan tenaga
Ketentuan–ketentuan pokok instalasi penerangan dan tenaga mengadopsi dari PUIL
2000, antara lain adalah:
a. Dalam satu pipa instalasi hanya boleh dimasukkan kabel-kabel alur tunggal
(RA atau NYA dan lainnya) yang merupakan satu rangkaian atau circuit;
b. Kabel atau kabel tanah beralur banyak (sistem 3 phasa) boleh dimasukkan
dalam lorong atau pipa lebih dari satu rangkaian termasuk kabel kontrolnya;
c. Hantaran-hantaran dari satu
rangkaian tidak boleh dibagi ke dalam beberapa pipa atau beberapa kabel;
d. Kabel-kabel dalam satu pipa (race-way) dengan tegangan yang
bermacam-macam tegangan kerja dari kabel-kabel yang satu pipa tersebut harus
disesuaikan dengan tegangan yang tertinggi;
e. Kontak tusuk tak boleh untuk mematikan dan menjalankan pesawat yang dapat
dipindah-pindah dengan daya lebih dari 2 kW atau lebih dari 16 Amper;
f. Sarana pemutusan untuk motor listrik kHAnya minimum 115 % x 1 penuh dari beban motor;
g. Sebuah rangkaian akhir boleh dibebani 50 lampu 300 W atau alat-alat kecil dengan daya maksimum
25 Watt;
h. Jika bukan untuk rumah tangga maksimum 30 alat kecil;
i. Untuk satu rangkaian untuk lampu reklame atau hias, dibatasi 25 A dan
lapangan tenis juga 25 A;
j. Pencabangan dari PHB utama dibatasi sampai 6 buah, selain khusus untuk lift
dan peralatan pecegah kebakaran;
k. Sakelar otomatis untuk motor
peralatan pencegahan kebakaran harus dapat dilalui dengan aman arus sebesar 125
% x I motor beban penuh;
l. Rangkaian pokok yang mensuplai beberapa motor, untuk mencegah kebakaran sakelarnya
harus diseting membuka pada muatan 600%xIN motor-motor dalam waktu minimum 20
detik dan maksimum 50 detik;
m. Pada jaring distribusi dan instalasi yang menggunakan pentanahan pengamanan
dilarang menggunakan pentanahan netral pengamanan (PNP);
n. Tahanan isolasi instalasi konsumen minimal 1000W tiap voltnya, tidak termasuk mesin listrik, transformator
dan dan lainnya, sedang instalasi dalam
ruangan lembab minimum 100 W tiap voltnya;
o. Kabel yang dapat diparalel sedikitnya berpenampang 50 mm2 dan jika lebih
dari 50 mm2 maka setiap kabel harus diberi pengaman;
p. Rangkaian (group) instalasi domestik
hanya boleh diamankan sampai 25 Amper;
q. Motor 3 phasa yang dipasang tetap tanpa pengawasan dengan daya 1 PK atau lebih, harus diamankan terhadap
beban lebih;
r. Daya pemutusan (break capacity) suatu sakelar sekurang-kurangnya
sama dengan arus hubung singkat;
s. Sebuah instalasi motor listrik dan besar ukuran kapasitas sakelar ditunjukkan
pada Gambar 10.1;
Gambar 10.1
Ukuran Sakar Instalasi Tenaga
Ukuran atau kapasitas sakelar yang
dipasang adalah:
Sakelar I 42 x 250 % = 105 A
Sakelar II 54 x 200 % = 108 A
Sakelar III 68 x 150% =
102 A
Sakelar utama sedikitnya dapat dialiri arus dengan aman sebesar 42 + 54 + 68 + 10% x 68 = 170,8 A.
Setelah hubung singkat saluran utama (sakelar I tak boleh lebih dari 108+
48 + 68 + 68 = 292 Amper.
t. Badan motor yang dapat dibawa dan bekerja dengan tegangan di atas 50 V,
terhadap tanah harus ditanahkan atau diberi isolasi ganda yang menjamin bebas
dari tegangan setuh;
u. Dalam instalasi industri, papan hubung bagi (PHB) untuk motor dan untuk
penerangan harus dipisahkan; dan
v. Motor yang tidak tampak dari pegontrolnya dekat motor tersebut harus diberi
sakelar untuk mematikan motornya.
Gambar 10.2a menunjukkan contoh pengawatan instalasi penerangan dan tenaga.
Rekapitulasi beban isntalasi penerangan dan tenaga ditunjukkan pada Gambar
10.2b; Gambar 10.2c, Gambar 10.2d, dan Gambar 10.2e.
Hantaran rangkaian cabang yang hanya mensuplai motor tunggal:
kHA-nya arus minimum = 110% x IN motor (10.1)
kHA sakelar minimum 115% x IN motor (10.2)
a.
Gambar pengawatan instalasi penerangan dan tenaga
b. Gambar rekapitulasi beban group I
c.
Gambar rekapitulasi beban group II
d. Gambar rekapitulasi beban group III
e.
Gambar rekapitulasi beban group IV
Gambar 10.2
Contoh Instalasi Penerangan dan Tenaga
Gambar 10.3 menunjukkan contoh
gambar bagan rekapitulasi beban instalasi penerangan dan untuk memasak (fornuis).
a. bagan instalasi penerangan dan tenaga
b. Rekapitulasi instalasi rumah untuk penerangan dan
untuk
fornuis atau alat memasak
2.
Instalasi motor listrik arus bolak balik
a. Jenis motor listrik arus bolak balik 3 phasa
Motor listrik arus bolak balik 3 phasa dibagi dalam dua kelompok, yaitu motor synchrone (motor serempak)
dan motor asynchrone (motor tidak serempak).
Motor synchrone memiliki kumparan stator dengan sumber listrik arus
bolak balik dan kutub magnetnya diberi
tegangan arus searah.
Konstruksi motor synchrone sama dengan konstruksi generator synchrone.
Pada motor synchrone terdapat kumparan bantu untuk menjalankan motor (start)
dan jika putaran motor mencapai putaran synchrone, maka kumparan bantu
dilepas.
Cara lain untuk membantu
putaran awal pada motor synchrone
menggunakan motor bantu dilengkapi dengan meter-meter listrik untuk
mendeteksi motor sudah se-phasa atau belum dengan tegangan jaringan. Setelah
motor mencapai putaran yang diinginkan,
tegangan di dalam motor dibangkitkan sudah sephasa, putaran synchrone
dan teganganya sama, maka sakelar yang
menghubungkan ke jaringan dimasukkan.
Motor asynchrone atau tidak serempak, tipe-nya terdiri dari:
1) Jangkar atau angker atau rotor sangkar
Kumparan rotor terdiri dari satu atau lebih batangan tanpa isolasi yang
dihubungkan menggunakan gelang atau ring. Selain memperkecil keausan (stroomver
dringing) pada kumparan (belitan),
rotor berbentuk sangkar dapat memperkecil besar arus mula gerak.
2) Motor dengan jangkar menggunakan cicin pengasut (sleepring angker motor)
Kumparan rotor terdiri dari kawat atau batangan menggunakan isolasi dan
dilengkapi tiga cincin pengasut (sleepring) menggunakan pengangkat sikat
pengasut (borstel lichter) dan alat hubung singkat.
3) Motor dengan jangkar menggunakan pengasut yang dapat diatur (regel
sleepring angker motor)
Kumparan rotornya dari kawat atau batangan berisolasi menggunakan
cincin-cincin pengasut dengan sikat asut (borstel) yang tepat.
4) Motor dengan macam-macam putaran
Statornya terdiri dari beberapa
kutub yang dapat diubah-ubah dengan cara mengubah bentuk sambungan
belitan stator untuk memperoleh bermacam-macam putaran (dahlander) dan type
rotornya adalah sangkar ganda.
b. Menghubungkan motor listrik 3 phasa
Motor listrik tiga phasa
dengan tiga kumparan pada statornya, maka notasi atau tanda pada setiap kumparan
ditunjukkan Gambar 10.4a.
Phasa pertama X U
Phasa kedua Y V
Phasa ketiga Z W
Gambar 10.4
Notasi atau Tanda Belitan Motor Listrik
3 Phasa Rotor Sangkar
Jika kumparan rotornya berbentuk lilitan (rotor belit), notasi atau tanda
pada setiap belitannya sama tetapi menggunakan
huruf kecil: x-y-z dan u-v-w. Pada terminal atau klem motor listrik, letak
klem atau mur-baut tempat ujung belitan diatur sehingga memudahkan untuk membuat sambungan bintang
atau segitiga.
Gambar 10.5a menunjukkan terminal motor listrik 3 phasa hubungan bintang
atau star ( Y ) dan Gambar 10.5b
menunjukkan motor listrik 3 phasa
hubungan segitiga atau delta (Δ).
Gambar 10.5
Hubungan Bintang dan Segitiga Motor Listrik 3 Phasa
Rotor yang memiliki 3 kumparan (ujungnya 6 buah), tiga pangkal kumparan
dihubungkan menjadi satu dan ketiga ujung lainnya melalui cincin seret dan tahanan
sikat (pengasut) dipasang pada klem motor listrik 3 phasa dengan diberi tanda
huruf kecil u-v-w.
Jika terdapat rotor yang memiliki dua (2) kumparan, maka pada masing-masing
cincin seret disambung pada ujung
kumparan u pangkal kumparan ” x + y” dan cincin seret dengan ujung V.
Untuk memenuhi syarat-syarat kondisi tempat motor listrik harus dipasang, maka
jenis motor listrik yang ada terdiri dari:
1) Motor listrik terbuka;
2) Motor listrik kedap air;
3) Motor listrik kedap percikan air dari atas;
4) Motor listrik tertutup dengan pipa ventilasi;
5) Motor listrik terutup rapat dengan pendingin; dan
6) Motor listrik terbuka dengan cincin asut.
Gambar 10.6 menunjukkan simbul pengasutan
motor listrik 3 phasa dengan sakelar bintang segitiga (Gambar 10.6a),
pengasutan rotor motor listrik 3 phasa rotor belit dan simbul sakelar termis.
a. simbol pengasutan b. simbol pengasutan rotor
sakela bintang segitiga dengan tahanan pengasut
Gambar 10.6
Simbol Pengasutan Motor Arus Bolak Balik 3 Phasa
|
|||||||||||
|
|
Gambar 10.7
Contoh Cara Penyambungan Motor 3 Phasa
Gambar 10.7 menunjukkan contoh cara penyambungan motor 3 phasa rotor
sangkar dan rotor belit.
3.
Tahanan jenis penghantar
Nilai tahanan jenis (r (rho), daya hantar arus (h - lambda), dan koefisien suhu yang dapat menambah tiap kenaikan suhu 1o C (a -Alpha) pada bahan penghantar ditunjukkan pada Tabel 10.1.
Untuk menentukan besar nilai tahanan suatu penghantar dapat menggunakan
rumus:
(10.3)
Keterangan:
r (rho) : tahanan jenis material penghantar W/meter/mm2
l :
panjang jenis penghantar dalam meter
A :
penampang bahan penghantar dalam mm2
Tabel 10.1
Tahanan Jenis, Daya Hantar Arus dan Koefisien Suhu
Bahan Penghantar
Jenis Bahan/Material
Hantaran
|
r
20o C
|
h
20o C
|
a
|
Aluminium
|
0 < 3
|
33.33
|
0.004
|
Mas
|
0.022
|
45.45
|
0.0037
|
Tembaga
|
0.0175
|
56
|
0.004
|
Air raksa
|
0.958
|
1.04
|
0.0009
|
Timbel
|
0.21
|
4.67
|
0.004
|
Nikel
|
0.125
|
8
|
0.0037
|
Platina
|
0.095
|
10.52
|
0.0025
|
Timah
|
0.13
|
7.169
|
0.0043
|
Besi
|
0.14
|
7.16
|
0.0047
|
Perak
|
0.016
|
62.50
|
0.0038
|
Kontantan
|
0.5
|
2
|
Kecil sekali
|
Lembaran dinamo
|
1.7
|
0.59
|
Kecil sekali
|
Manganin
|
0.42
|
8
|
Kecil sekali
|
Kuningan
|
0.07
|
14.28
|
0.0015
|
Nikelin
|
0.4
|
2.5
|
0.0001
|
Catatan:
a tembaga 0.004 artinya, sebuah tahanan dari tembaga
sebesar 1 W, jika panasnya naik 10oC, nilai R menjadi 1+0.004W
|
Sebuah hantaran panjang
200 meter, penampang 2,5 mm2, pada saat panas suhu hantaran menjadi
80oC. Berapa ohm nilai tahanan yang dimiliki hantaran tersebut.
Penyelesaian
R 20oC =
Kenaikan suhu = 80oC – 20 oC = 60 oC
R pada suhu 80oC = R20o x (1 + a x to) (10.4)
Tahanan (R) dari hantaran = 1.4 x (1+ 0.004 x 60) = 1.736 W
4.
Daya pemanas
Satuan dari panas adalah kilo kalori = kCal
Besar daya 1 kWH sama dengan 367.200 kgm atau 1kWH sama dengan 367.200 :
427 = 860 kcal. Uraian tentang konversi energi sudah dibahas pada Bab.
II.
5.
Tenaga (kerja) dan daya
Daya (P) adalah tenaga (W) dibagi
waktu (t):
P = W/t Watt (10.5)
Besarnya tenaga pada sistem arus bolak balik 3 phasa adalah:
E x I x x Cosj x t untuk arus bolak-balik (10.6)
Besarnya tenaga pada sistem arus searah (DC) adalah:
W = E x I x t Watt detik (Joule) (10.7)
kW = 102
kgm/sec. = 367.200 kgm
Contoh 1
Air dengan
volume 2 m3 harus dipanasi dari 25oC menjadi 80oC.
Berapa kWH daya yang dibutuhkan?
Penyelesaian :
Besarnya kenaikan
suhu adalah = 80o C– 25oC = 55oC.
Ini berarti setiap liternya diperlukan 55 kcal. Jadi untuk air dengan
volume 2 m3 kalori yang dibutuhkan = 2000 x 55 = 110.000 kcal.
Jumlah kerja yang diperlukan = 110.000: 860 = 160 kWh
Contoh 2
Berapa panas yang dihasilkan
oleh sebuah tahanan 15W dengan besar arus 4 A pada tegangan
arus searah 60V dalam waktu 35 menit?
Penyelesaian
6.
Luas penampang minimum penghantar pengaman
Luas penampang minimum hantaran phasa untuk penghantar berisolasi dan telanjang
ditunjukkan Tabel 10.2.
Tabel 10.2
Luas Penampang Minimum Hantaran Phasa Untuk
Penghantar Berisolasi Dan Telanjang
Luas Penampang
|
||||
Hantaran
Phasa
|
Penghantar Berisolasi
|
Hantaran Tembaga Telanjang
|
||
Kabel alur satu
|
Kabel Tanah Beralur 4
|
Dengan
Pelindung
|
Tanpa Pelindung
|
|
0.5
0.75
1
1.5
2.5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
400
|
0.5
0.75
1
1.5
2.5
4
6
10
16
16
16
25
35
50
70
70
95
|
-
-
-
1.5
2.5
4
6
10
16
16
16
25
35
50
70
70
95
120
150
185
|
-
-
-
1.5
1.5
2.5
4
6
10
16
16
25
35
50
50
50
50
50
50
50
|
-
-
-
4
4
4
4
6
10
16
16
25
35
50
50
50
50
50
50
50
|
Berikut ini diberikan contoh penghantar, kotak kabel beserta ukuran luas
penampangnya seperti ditunjukkan pada
Gambar 10.8. Pada contoh ditunjukkan kabel berisolasi dengan luas penampang
3x70mm2 dan kabel dengan pengaman dengan luas penampang 4x4mm2.
Gambar 10.8
Contoh Penampang Hantaran
7.
Gambar skema sistem pengaman
Penggunaan
relai yang
Bekerja
karena terjadi
aliran
arus ketanah saat
terjadi hubung
singkat
Gambar 10.8
Pentanahan Hantaran Netral dan Bidang
Luas penampang nominal hantaran nol dari bahan yang sama, seperti kabel phasanya
ditunjukkan pada Tabel 10.3.
Tabel 10.3
Luas Penampang Nominal Hantaran Nol
dari Bahan Yang Sama
Hantaran Phasa
|
Hantaran Nol mm2
|
|
Penampang mm2
|
Dalam Pipa Instalasi Kabel Alur Banyak dan Kabel Tanah
|
Hantaran Udara Instalasi Pasangan Luar dan Dalam Bangunan
|
1.5
2.54
4
6
10
15
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
400
|
1.5
2.5
4
6
10
16
16
16
25
35
50
70
70
95
120
150
185
|
-
-
4
6
10
16
25
35
50
50
50
70
70
95
120
150
185
|
Gambar X.9 menunjukkan
luas penampang nominal hantaran nol dari bahan yang sama dengan hantaran
phasanya.
Hantaran netral dari saluran dua kawat harus mempunyai kHA
yg sama dengan kHA phasa
Gambar 10.9
Luas Penampang Nominal Hantaran Nol dari Bahan yang
Sama dengan Hantaran Phasa
Tabel 10.4 menunjukkan ukuran
kawat lebur dari tembaga atau tembaga dilapisi timah, untuk digunakan dalam
pengaman pipa setengah terbuka.
Tabel 10.4
Ukuran Kawat Lebur Dari Tembaga Atau Tembaga
Dilapisi Timah Untuk Pengaman Pipa Setengah Terbuka
Ukuran Nominal Pengaman (A)
|
Nominal Diameter Kawat f (mm)
|
Keterangan
|
3
5
10
15
20
25
30
45
60
80
100
|
0.15
0.20
0.35
0.50
0.60
0.55
0.85
1.25
1.53
1.80
2.00
|
Ukuran kawat untuk pengaman lebur dalam lajur kedua
segera putus pada beban 2 x In. Yang agak berbeda adalah tipe dan konstruksi sekeringnya
|
Tabel 10.5 menunjukkan
pengujian pengaman lebur menurut VDE. Pengaman lebur yang diuji terdiri dari
sekring patron dan sekring pipa lebur.
Tabel 10.5
Pengujian Pengaman Lebur Menurut VDE
Pengujian Pengaman Lebur Menurut VDE
|
||||
Jenis Sekring
|
Besar Arus Uji
|
Besar Arus Uji
|
||
Arus Minimum
|
Harus Tahan dlm waktu
|
Arus
Maximum
|
Harus putus dalam waktu
|
|
Sekring
Patron
6
s/d 10A
15
s/d 25A
35 s/d 62A
80 s/d 200A
|
1.5 x In
1.4xIn
1.2xIn
1.2xIn
|
1 Jam
1 Jam
1 Jam
2 Jam
|
2.1 x In
1.75 x In
1.6 x In
1.6 x In
|
1 Jam
1 Jam
1 Jam
2 Jam
|
Sekring
pipa lebur (bus patron)
|
1.6 x In
|
1 Jam
|
1.8 x In
|
1 Jam
|
8.
Pengujian isolasi dengan tegangan
Untuk menyakinkan adanya
pengisolasian yang baik dan tahan terhadap variasi perubahan tegangan yang timbul
pada pemeriksaan kumparan stator generator, kumparan transformator dan kumparan
lainnya. Peralatan listrik tidak cukup hanya diperiksa dengan induktor saja, tetapi
harus juga harus diuji dengan tegangan uji. Kumparan diberi tegangan tertentu
selama satu menit (tegangan dihubungkan pada kumparan dan kabel yang lain pada bodi
generator atau transformator.
Jika tahanan isolasi
kurang baik terjadi tegangan tembus antara kumparan dan bodi pesawat. Tegangan
uji hanya berlaku untuk pesawat-pesawat listrik baru. Tabel 10.6 menunjukkan ketentuan
tentang tegangan uji.
Tabel 10.6
Ketentuan Tentang Tegangan Uji
Generator atau Motor Listrik
|
Besar Tegangan Uji
|
Waktu Uji
|
Daya s/d 3 kW atau 3 kVA
|
1000 V + 2 x
Tegangan kerja
|
Satu
Menit
|
Daya > 3 kW/kVA
<
dari 10.000 kW/kVA
|
1000 V + (2xtegangan
kerja minimum 1.500 V)
|
|
Di atas 10.000 kW/
kVA
E s/d 2000 V
E > 2000 s/d
6000 V
E diatas 6.000
V
|
1.000 V + (2x tegangan
kerja)
2,5 x tegangan
kerja
3000 V + 2 x
tegangan kerja
|
Dari Tabel 10.6 dapat dilihat bahwa besar tegangan uji sebesar +
250% x tegangan normal, sehingga jika lulus dalam pengujian berarti daya
isolasi kumparan terjamin dengan baik satu
tingkat lagi dari hasil pemeriksaan yang menggunakan induktor saja.
Tabel 10.7 menunjukkan tegangan untuk pengujian transformator.
Tabel 10.7
Tegangan Uji Transformator
Tipe Transformator
|
Tegangan Uji
Selama 1 menit
|
Transformator
secara umum
|
1000 V + (2 x tegangan kerja)
|
Untuk tegangan
transformator primer lebih dari 500
volt (antara 3000 volt
s/d 6000 volt)
|
Bagian primer
minimum 10.000 V
|
Bagian sekunder untuk
distribusi keperluan umum
|
Bagian sekunder
1000V+(2 x tegangan kerja)
|
Sering terjadi suatu kumparan (spoel) diperiksa dengan induktor
keadaan sambungannya baik, tetapi
ternyata tidak dapat dialiri arus 30% dari arus normalnya sehingga
kumparan perlu dibongkar untuk menemukan kesalahannya.
Sebelum diuji dengan tegangan,
kumparan diperiksa terlebih dahulu menggunakan induktor dan hasilnya
harus baik.
9. Memeriksa tahanan isolasi
Memeriksa tahanan isolasi instalasi baru perumahan ditentukan 1000 Ohm/Volt.
Untuk pesawat atau peralatan listrik menurut
VDE besarnya nilai tahanan isolasi seperti ditunjukkan pada Tabel 10.8.
Tabel 10.8
Besar Nilai Tahanan Isolasi Peralatan atau Pesawat Listrik
No
|
Jenis Pesawat/Peralatan
|
Tahanan Isolasi Ohm/ Volt
|
1
|
Pesawat dengan
kolektor untuk arus bolak balik dan tegangan sampai 1000 V
|
250
|
2
|
Pesawat arus bolak-balik tegangan sampai
1000 V
|
250
|
3
|
Pesawat arus
bolak-balik tegangan > 1000 s/d
10.000 V
|
500
|
4
|
Motor listrik
dan pembangkit arus bolak balik
|
250
|
10. Contoh
gambar instalasi tenaga listrik
Pengaturan penyambungan sakelar dan alat pengaman dalam rangkaian
perlengkapan hubung bagi (PHB) seperti ditunjukkan pada Gambar 10.10.
Gambar 10.10
Penyambungan Sakelar dan Pengaman pada PHB
Untuk hantaran masuk ke
PHB yang berdiri sendiri harus dilengkapi dengan sakelar seperti ditunjukkan
Gambar 10.11. Pada PHB C cukup dengan pemisah karena rangkaian I, II dan III
masing-masing telah memiliki sakelar. PHB D tidak perlu sakelar masuk karena
kabel M dapat dimatikan dari D menggunakan sakelar S.
|
Gambar 10.11
Penyambungan Hantaran Masuk ke PHB
Setiap rangkaian keluar dari PHB utama harus dilengkapi dengan sakelar, jika memiliki:
1. Muatan 5 atau lebih kotak kontak dengan besar arus masing-masing (a’) lebih
besar dari 16 A,
2. Muatan 5 atau lebih motor dengan besar daya masing-masing maksimum 1.5 kW,
3. Muatan terdiri dari 3 PHB atau
lebih, dan
4. Muatan Minimum 100 A atau lebih.
Gambar 10.12 menunjukkan contoh cara pengaturan rangkaian keluar dari papan
hubung bagi.
Gambar 10.12
Contoh Cara Pengaturan Rangkaian
Keluar Dari Papan Hubung Bagi
11.
Kapasitor
Kapasitor digunakan untuk memperbaiki faktor kerja atau cosinus phi (Cosφ)
sehingga diperoleh faktor kerja yang menguntungkan. Ketentuan tentang kapasitor
antara lain adalah:
a. Kapasitor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan penempatan
yang baik dengan pagar atau penghalang yang sempurna;
b. Transformator yang digunakan sebagai alat penyambung kapasitor dengan satu
rangkaian tenaga, daya nominal KVA sedikitnya harus 35% di atas KVA-nya
kapasitor;
1) Instalasi kapasitor harus dilengkapi dengan peralatan pembuang muatan yang
masih tertahan di dalamnya;
2) Sisa tegangan kapasitor harus dikurangi 50 volt atau berkurang setelah dilepas
dari sumber listrik. Untuk kapasitor dengan tegangan maksimum 600 V atau
kurang, lama pelepasannya (discharge) adalah 1 menit dan jika tegangannya lebih dari 600 V waktu
pelepasannya selama 5 menit.
3) Peralatan untuk pelepasan kapasitor atau kumpulan kapasitor bekerja secara
otomatis (sambung dengan kapasitor) pada saat suplai kapasitor dilepas. Alat
pelepas muatan tidak boleh dioperasikan dengan tangan;
c. Kumparan–kumparan stator generator, motor dan transformator dan lainnya yang
dihubungkan langsung dengan kapasitor tanpa perantara sakelar atau alat
pengaman merupakan suatu alat pelepasan yang baik;
d. Besarnya daya kapasitor dalam kVA yang dihubungkan pada sisi beban alat
kontrol, tidak boleh melebihi yang diperlukan untuk menaikkan faktor kerja
sampai maksimum satu pada beban nol;
e. KHA rangkaian untuk kapasitor sedikitnya harus 135% dari arus nominal
kapasitor;
f. Selungkup kapasitor harus ditanahkan;
g. Hantaran kapasitor yang dicabangkan dari saluran hambatan ke motor, kHA-nya
minimum sepertiga (1/3) dari arus nominal saluran ke motor;
h. Pada setiap kapasitor harus ada pelat nama dengan data-data seperti
berikut:
1) Nama pembuat
2) Tegangan nominal
3) Frekwensi
4) KVAR
5) Jumlah phasa
6) Volume cairan, jika cairannya mudah terbakar dan
7) Alat- alat pelepas muatan.
12.
Menentukan besarnya daya kapasitor
Nomogram tersebut menggambarkan sebuah generator 3 phasa, frekuensi 50 Hz
dan besar daya 1720 KVA sedang beroperasi dengan beban 1.100 kW pada Cos φ 0,64.
Jika tegangannya 380 V, maka arus yang digunakan:
VA = E x I x
I =
Sesudah Cos φ diperbaiki, besarnya arus:
Jadi besarnya arus yang tersedia atau masih tersisa adalah 2.618-1.956 = 662 A.
Pada saat generator dibebani 1.100 kW, Cos φ, dan besar arus 2618 A, arusnya
sudah cukup besar sehingga ditambah bebannya. Dengan perbaikan cosinus φ, besar beban dapat ditambah lagi sebesar 662 x 380 x x 0,86 = 374 kW.
Dalam penggunaannya, kapasitor tidak perlu harus dipusatkan untuk seluruh
instalasi, tetapi dapat juga dibatasi hanya untuk bagian atau rangkaian
instalasi yang bebannya sangat induktif dan dilepas jika beban induktif tidak
dioperasikan.
Gambar 10.13 menunjukkan monogram dalam menentukan kapasitor untuk
memperbaiki kapasitor.
Gambar 10.13
Monogram Dalam Menentukan Kapasitor
Untuk Memperbaiki Kapasitor
Keterangan
A adalah daya
yang digunakan sebesar 1.100 kW
Cos φ 0,64 adalah keadaan sebelum diperbaiki
Cos φ 0,86 adalah pada keadaan sesudah diperbaiki
B adalah daya
buta besarnya 1320 kVAR
C adalah daya
semu pada cos φ 0.64 sebesar 1.720 kVA
D adalah besarnya
daya buta yang diperlukan untuk perbaikan cos φ dari 0.64 menjadi ke
0.86. 665 kVAR masing-masing phasa sebesar 665 : 3 = 221 kVAR
E adalah sisa dari daya buta 655 kVAR sesudah perbaikan cos φ
F adalah sisa daya semu sesudah perbaikan cos φ sebesar Q = 1285 kVA.
F. Contoh Soal
1.
Rencanakanlah instansi penerangan dan tenaga pada salah
satu ruangan praktik SMK, dengan data
sebagai berikut:
a.
Data ruangan
Data ruangan praktik yang akan dipasang instalasi penerangan dan tenaga
ditunjukkan pada Tabel 10.9.
Tabel 10.9
Data Ruangan Praktik yang Akan Dipasang Instalasi
Penerangan dan Tenaga
No
|
Data Ruangan
|
Spesifikasi (Ukuran)
|
1
|
Ruang praktik
|
24 x 12 m
|
2
|
Ruang pengawas
|
6 x 3 m
|
3
|
Ruang alat
|
3 x 3 m
|
4
|
Toilet
|
3 x 3 m
|
5
|
Tinggi plafon
|
5 m
|
6
|
Tinggi bidang kerja
|
0,8 m
|
7
|
Faktor refleksi
dinding
|
60%
|
8
|
Faktor refleksi langit-langit
|
50%
|
9
|
Faktor Refleksi lantai
|
10%
|
10
|
Faktor Pemeliharaan
|
75%
|
Gambar denah ruangan praktik yang direncanakan untuk dipasang instalasi penerangan dan tenaga
ditunjukkan Gambar 10.14.
Gambar 10.14
Gambar Denah
Ruangan Praktik Yang Akan Dipasang Instalasi Penerangan Dan Tenaga
b. Data instalasi penerangan
Data penerangan untuk ruang (ruang: praktik, pengawas,
alat dan toilet) ditunjukkan pada Tabel 10.10.
Tabel 10.10
Data Penerangan untuk Ruang
(Ruang: Praktik, Pengawas, Alat dan Toilet)
No
|
Jenis ruangan
|
Spesifikasi (Keterangan)
|
|
1
|
Ruang praktik
|
||
a
|
Iluminasi bidang kerja
|
500 lux
|
|
b
|
Sumber cahaya
|
HF 400 PD. Mekury type phosphor Coated
24000 lumen,400 watt AC 220 V.50 HZ pabrik EYE Iwasaki Electric Co Ltd
Japan. Data pengukuran cahaya
ditunjukkan pada Tabel 10.11.
|
|
c
|
Model kap lampu
|
SAW 401,
konstruksi kap lampu ditunjukkan pada Gambar 10.15a.
|
|
d
|
Fiting lampu langit-langit
|
Tipe 039-415 S, konstruksi fiting ditunjukkan pada
Gambar 10.15b.
|
|
e
|
Stop kontak
|
Type Inbow dengan Arde 9 x 200 VA dipasang 150cm di atas
lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
|
|
f
|
Tipe sakelar
|
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di
dalam tembok
|
|
g
|
Jenis kabel
|
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator. Kemampuan Hantar Arus kabel NYA terlampir
ditunjukkan pada Tabel 10.13.
|
|
h
|
Pengaman
|
Patron lebur Selengkapnya lihat Tabel 10.14.
|
|
i
|
Sumber tegangan
|
220/380V 50 Hz
|
|
2
|
Ruang pengawas
|
||
a
|
Iluminasi bidang kerja
|
200 lux. Data
|
|
b
|
Sumber cahaya
|
Tipe 2 x FLR 40 SW/M, lampu fluoresent 2 x
3000 lumen, 2 x 40 W. Pabrik Matsushita Electric Industrial Co,Ltd Japan.
Data pengukuran cahaya ditunjukkan pada Tabel 10.12.
|
|
c
|
Pemasangan lampu
|
Tipe pendant, digantung pada langit-langit setinggi 1 meter.
|
|
d
|
Stop kontak
|
Tipe Inbow dengan arde 2 x 200
VA dipasang 100cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
|
|
e
|
Tipe sakelar
|
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
|
|
f
|
Jenis kabel
|
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator.
|
No
|
Jenis ruangan
|
Spesifikasi (Keterangan)
|
|
3
|
Ruang alat
|
||
a
|
Iluminasi bidang kerja
|
200 lux
|
|
b
|
Sumber cahaya
|
Tipe 2 x FLR 40 SW/M, lampu fluoresent 2 x 3000 lumen,
2 x 40 W. Pabrik Matsushita Electric Industrial Co,Ltd Japan.
|
|
c
|
Pemasangan lampu
|
Tipe pendant, digantung pada langit-langit setinggi 1 meter.
|
|
d
|
Stop kontak
|
Type Inbow dengan Arde 1 x 200
VA dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
|
|
e
|
Tipe sakelar
|
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
|
|
f
|
Jenis kabel
|
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator.
|
|
4
|
Ruang toilet
|
||
a
|
Iluminasi bidang kerja
|
200 lux
|
|
b
|
Sumber cahaya
|
Tipe 2 x FLR 40 SW/M, lampu fluoresent 2 x 3000 lumen,
2 x 40 W. Pabrik Matsushita Electric Industrial Co,Ltd Japan.
|
|
c
|
Pemasangan lampu
|
Tipe pendant, digantung pada langit-langit setinggi 1 meter.
|
|
d
|
Tipe sakelar
|
Tekan dipasang 150 cm di atas lantai dengan pipa PVC di dalam tembok
|
|
e
|
Jenis kabel
|
NYA, untuk jala-jala direntang pada roll isolator.
|
|
a) kap lampu model SAW401 b) Pemasangan fiting tipe
039-4515
Gambar 10.15
Kap Lampu dan Pemasangan Fiting
TABEL 10.11
Data
Pengukuran Cahaya
Faktor Refleksi
|
Indeks Ruang
|
|||||||||||
Lantai
|
Plafon
|
Dinding
|
0.60
|
0.80
|
1.00
|
1.25
|
1.50
|
2.00
|
250
|
300
|
400
|
500
|
10%
|
70%
|
40 %
20 %
|
0.36
0,32
|
0.45
0.41
|
0.52
0.48
|
0.57
0.53
|
0.62
0.58
|
0.67
0.64
|
0.70
0.67
|
0.72
0.70
|
0.75
0.73
|
0.77
0.75
|
50%
|
60%
40%
20%
|
0.41
0.35
0.31
|
0.50
0.44
0.40
|
0.56
0.51
0.48
|
0.60
0.56
0.52
|
0.64
0.60
0.57
|
0.68
0.65
0.62
|
0.71
0.68
0.66
|
0.72
0.70
0.68
|
0.75
0.73
0.71
|
0.76
0.74
0.73
|
|
30%
|
60%
40%
20%
|
0.40
0.35
0.31
|
0.48
0.43
0.40
|
0.54
0.50
0.47
|
0.58
0.54
0.51
|
0.62
0.50
0.56
|
0.66
0.63
0.61
|
0.68
0.66
0.54
|
0.70
0.68
0.67
|
0.72
0.71
0.69
|
0.73
0.72
0.71
|
Koefisien untuk presentasi yang dianjurkan dari S/H =1
Kap model : SAW401
Lampu : HF 400PD (24.000 lm) (HPMV lamp 400W.
Phosphor waated type)
Catatan Indeks ruangan =
X = Lebar Kamar
Y = Dalamnya Kamar
H = Ketinggian sumber cahaya kesatuan permukaan bidang
kerja yang disinari
TABEL 10.12
Data Pengukuran Cahaya
Lampu Fluoresent 2 x 3000 lumen, 2 x 40 W Tipe 2 x FLR 40 SW/M
Faktor Refleksi
|
Indeks Ruang
|
||||||||||||
Lantai
|
Plafon
|
Dinding
|
0,5
|
0,6
|
0,8
|
1,0
|
1,2
|
1,5
|
2,0
|
2,5
|
3,0
|
4,0
|
5,0
|
10
|
70%
|
60
|
0,26
|
0,3
|
0,38
|
0,43
|
0,47
|
0,51
|
0,56
|
0,59
|
0,61
|
0,64
|
0,66
|
40
|
0,2
|
0,25
|
0,32
|
0,38
|
0,42
|
0,47
|
0,52
|
0,56
|
0,58
|
0,62
|
0,64
|
||
20
|
0,17
|
0,21
|
0,28
|
0,34
|
0,38
|
0,43
|
0,49
|
0,52
|
0,53
|
0,59
|
0,62
|
||
50%
|
60
|
0,22
|
0,26
|
0,33
|
0,38
|
0,41
|
0,45
|
0,49
|
0,52
|
0,54
|
0,56
|
0,58
|
|
40
|
0,18
|
0,22
|
0,29
|
0,34
|
0,37
|
0,41
|
0,46
|
0,49
|
0,51
|
0,54
|
0,56
|
||
20
|
0,15
|
0,19
|
0,25
|
0,30
|
0,34
|
0,38
|
0,43
|
0,46
|
0,49
|
0,52
|
0,54
|
||
30%
|
60
|
0,19
|
0,23
|
0,28
|
0,32
|
0,35
|
0,38
|
0,42
|
0,44
|
0,46
|
0,48
|
0,50
|
|
40
|
0,16
|
0,19
|
0,25
|
0,29
|
0,32
|
0,36
|
0,40
|
0,42
|
0,44
|
0,47
|
0,48
|
||
20
|
0,14
|
0,17
|
0,23
|
0,27
|
0,30
|
0,33
|
0,38
|
0,40
|
0,42
|
0,45
|
0,47
|
Sekian Ilmu yang saya bagikan . jika adaa kesalahan mohon memberikan komentar .
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar