Menu

INSTALASI LISTRIK DARI PEMBANGKIT HINGGA KE KONSUMEN

Assalamualaikum wr.wb.

        Saya akan membagikan artikel bagaimana urutan instalasi listrik mulai dari pembangkit hingga ke konsumen . simak ulasan berikut ini :

URUTAN INSTALASI LISTRIK DARI PEMBANGKIT HINGGA KE KONSUMEN

1. Pembangkit

         Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber yang mampu menghasilkan listrik , seperti : air , angin ,uap ,panas ,dll . Pada sisi pembangkit terdapat sistem mekanis elektrik yang dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik pada output pembangkit ditikarkan atau dinaikkan berkali-kali lipat ,sebelun dikirimkan ke gardu induk menaikkan tegangan listrik tersebut menggunakan trafo step up . Tujuannya agar tidak terjadi Loss tegangan saat ditranformasikan .

Contoh pembangkit :
    a. PLTU (Uap)

    b. PLTA ( Air )

    c. PLTGU ( Gas dan Uap )

    d. PLTP ( Panas bumi )

    e. PLTD ( Diesel )

    f.  PLTS (Surya)

    g. PLTO ( Tenaga Ombak )

    h. PLTG ( Gas )

    i.  PLTSa ( Sampah )

    j.  PLTN ( Nuklir )

2. Tranmisi

            Tranmisi merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit hingga saluran distribusi listrik sehingga dapat disalurkan ke konsumen pengguna listrik . tranmisi mempunyai arti mengirim . Energi Listrik dari trafo step up sudah dinaikan berkali lipat.  Mengirim listrik dengan jarak jauh ratusan kilo meter antar kota ,antar provinsi menggunakan kabel baja dan menara listrik.

A. SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tingi dengan orde tegangan 350 kv - 500 kv

B. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV – 150 KV

• Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
• Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali.
• Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle Conductor.
• Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah 100 km.
• Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
• Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem transmisi dihubungkan secara ring system atau interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan akan dikembangkan di Pulau-pulau besar lainnya di Indonesia.

C. SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV – 150 KV

SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa), dengan beberapa pertimbangan :
• Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
• Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
• Pertimbangan keamanan dan estetika.
• Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.

Jenis kabel yang digunakan:
• Kabel yang berisolasi (berbahan) Poly Etheline atau kabel jenis Cross Link Poly Etheline (XLPE).
• Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil paper impregnated).

Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan:
• Single core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiap core.
• Three core dengan penampang 240 mm2 – 800 mm2 tiap core.
• Pertimbangan fabrikasi.
• Pertimbangan pemasangan di lapangan.

Kelemahan SKTT:
• Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.
• Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan yang kompleks, karena harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah kota (Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.

Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan sesuai kebutuhan.


D. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 6 KV – 30 KV

• Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20 KV. Namun secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya menggunakan tegangan operasi 20 KV.
• Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi yang menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/ Konsumen).


• Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa bekerja secara selektif.

• Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa bekerja secara selektif.

E . SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR) 40 VOLT – 1000 VOLT

               Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.



     Demikian artikel yang saya buat ,jika ada kesalahan atau masukan bisa anda berikan komentar di bawah ini . semoga artikel ini bermanfaat dan mudah dipahami oleh pembaca .


   Sekian dan Terima Kasih

Wassalamualaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar