Pengertian, Struktur dan Ciri kebahasaan Cerita Pendek/Cerpen

Assalamualaikum wr.wb
Kali ini saya akan membagikan artikel tentang bagaimana memahami pengertian , Struktur , dan ciri kebahasaan cerita pendek(Cerpen) . Mari kita simak uraian di bahwa ini .


Pengertian cerita pendek

       Cerpen bukan berarti cerita yang pendek dalam arti jumlah kata yang digunakan hanya sedikit , misalnya 500 atau 1000 kata sebab ada juga cerpen yang menggunakan kata sampai 10.000 atau 40.000 dan disebut cerpen yang panjang . Misal cerpen yang berjudul "the stranger case of Dr.jeklly and mr.hyde"karya Robert Louis Stevenson.
       Dinamai cerpen karena karya fiksi ini mengisahkan kejadian yang dialami oleh seseorang atau dua orang tokoh yang terjadi pada situasi yang dikembangkan dalam alur cerita yang tunggal/padat . 

Ciri-ciri sebuah cerpen sebagai berikut :

1. Bentuk tulisan singkat ,padat , jelas dan lebih pendek daripada novel
2. Umumnya terdiri dari kurang dari 10.000 kata
3. Sumber cerita dari kehidupan/pengamalan sehari-hari
4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelaku karena mengangkat masalah tunggal. 
5. Habis dibaca sekali duduk
6. Tokoh-tokoh yang dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesainnya .
7. Penggunaan kata sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat .
8. Sanggup meninggalkan kesan mendalam dan meninggalkan efek pada perasaan pembaca
9. Menceritakan satu kejadian dan terjadinya perkembangan jiwa .
10. Beralur tunggal dan lurus 
11. Penokohan sangat sederhana , singkat dan tidak mendalam


               Berdasarkan jumlah katanya , cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata . Berdasarkan jumlah katanya dibedakan menjadi 3 tipe , yakni :
  • Cerpen mini : cerpen dengan jumlah kata 750-1000 kata
  • Cerpen ideal : cerpen dengan jumlah kata 3.000-4000 kata .
  • Cerpen panjang : jumlah katanya mencapai 10.000 kata . Cerpen jenis ini banyak ditulis cerpenis Amerika dan Eropa pada kurun waktu 1940-1960.


Cerpen menurut teknik mengarangnya ,dapat dibedakan sbb :

  • -Cerpen sempurna : cerpen yang terfokus satu tema dengan plot yang sangat jelas dan ending mudah dipahami . Bersifat konvensional dan berdasar faka/realitas . Cerpen jenis ini bisanya mudah dipahami isinya , membacanya dalam tempo kurang satu jam .
  • Cerpen tak utuh : cerpen yang tidak terfokus pada satu tema (terpencar-pencar) , alurnya tidak berstruktur dan dibuat mengambang oleh cerpenisnya . Cerpen jenis ini bersifat kontemporer dan ditulis berdasarkan ide / gagasan yang orisinil sehingga lazim disebut cerpen ide . Cerpen ini sulit dipahami oleh pembaca awam . 
Cerpen memiliki banyak fungsi , antara lain :
  • Fungsi rekreatif : memberikan rasa senang ,gembira , serta menghibur para pembaca .
  • Fungsi didaktif : mengarakhakan dan mendidik para pembaca karena nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung .
  • Fungsi estetis : memberikan keindahan bagi pembaca
  • Fungsi moralitas : fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para pembaca dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinya .
  • Fungsi relegiusitas : mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi pembaca .




STRUKTUR ISI CERPEN


       Struktur cerpen/alur secara kronologis terdiri 6 bagian yaitu abstrak , orientasi , komplikasi , resolusi , evaluasi , dan Koda .
     Sedangkan menurut tasif , cerita dibagi 5 bagian yaitu situation(pengarang mulai melukiskan keadaan) , generating circumstances (peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak) , rising action (keadaan mulai memuncak) , climax (peristiwa mencapai puncaknya) dan deneoument (pemecahan persoalan) .
         Dalam artikel ini , alur/plot dibagi 7 bagian yaitu : 

  • Abstrak (garis besar) adalah bagian awal cerita berisi isyarat tentang apa yang diceritakan . Bagian ini bersifat opsional (boleh ada/tidak). 
  • Orientasi berisi pembuka , berisi pengenalan tokoh dan setting . Dimana pelaku tinggal dan waktu ,serta peristiwa awal mula antarpelaku berinteraksi .
  • Komplikasi berisi peristiwa yang bersangku-paut mulai berbenturan dan munvulnya adanya konflik dapat terjadi antar pelaku atau konflik batin . Kemudian konflik memuncak sehingga muncul kerumitan .
  • Klimaks yaitu puncak konflik yang mempertemukan keadaan yang mempertemukan berbagai konflik , terjadi saat konflik mencapai intensitas tinggi .
  • Evaluasi , disini konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahan masalah sehingga mulai tampak kemungkian penyelesainnya .
  • Resolusi , berisi solusi/pemecahan konflik yang dialami pelaku ,khusunya pelaku utama .
  • Koda , berisi pelajaran atau nilai yang dapat dipetik dari akhir yang berupa perubahan sikap pelaku yang tidak terduga . Bagian ini bersifat opsional (boleh ada, boleh tidak)

     Tidak semua unsur diatas ada di dalam sebuah cerpen . Unsur yang hampir selalu ada dalam cerpen adalah orientasi ,komplikasi ,klimaks , evaluasi dan resolusi .
Jika disederhanakan , alur atau plot dapat dibagi menjadi tiga bagian :

  1. Bagian awal 
  2. Bagian tengah/konflik/puncak/klimaks
  3. Bagian akhir/penyelesaian 

      Rangkaian peristiwa cerpen jika diceritakan secara alamiah dimulai dari peristiwa awal menuju puncak diakhiri dengan akhir peristiwa . Penceritaannya menggunakan alur/plot maju .
       Akan tetapi rangkaian peristiwa itu dapat diceritakan secara tidak alamiah , misalnya dari bagian akhir diikuti bagian awal dan diakhiri dengan bagian tengah/Pucak konflik . Penceritaan demikian disebut alur/plot mundur (regresif) .
       Selain itu , penceritaan juga dapat dimulai dari bagian tengah/puncak , diikuti bagian awal , dan ditutup dengan bagian penyelesainnya . Penceritaan demikian menggunakan alur/plot campuran (maju-mundur). 


Ciri kebahasaan teks cerpen 
    Dalam sebuah teks cerpen terdapat beberapa ciri kebahasaan sebagai berikut :

Dalam cerpen sering terdapat kalimat bersayap (konotatif,ambigu,bermakna ganda). Contoh :

Dalam cerpen sering terdapat simbol atau kiasan . Contoh :
- Burung dara terbang dari rumahnya 
  (Simbol kebebasan)
- Ruangan kerja yang putih (simbol kesunyian/kepedihan hati)
-Tamanku kering tanpa pepohonan (simbol kehidupan gersang/tidak bergairah)

Di dalam cerita tidak harus menggunakan bahasa baku . Cerpen lebih baik menggunakan dialek sesuai dengan latar/settingnya . Contoh :




Sekian artikel ini , semoga bisa bermanfaat dan mudah dipahami oleh pembaca . Tetap kunjungi Blog ini untuk mendapatkan berbagai ilmu bermanfaat .
Sekian dan terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb


Demikian artikel yang saya tulis . Semoga dapat bermanfaat dan mudah dipahami oleh pembaca . Tetap ikuti Laman ini untuk mendapat informasi ilmu yang berguna .

Sekian dan terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar